Insiden tersebut nantinya akan dilimpahkan ke Polres Pasuruan.
Namun sebelumnya, dilaporkan Tribun Jatim-Timur, Kapolsek Sukapura, AKP Jamhari telah melakukan penyidikan di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Baca juga: Jadwal Kereta Api Sembrani hingga Argo Bromo Anggrek Rute Stasiun Surabaya Pasar Turi-Cirebon
TKP dipastikan masuk wilayah Kabupaten Pasuruan.
Sehingga, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Polres Pasuruan untuk pelimpahan perkara.
"Nanti kami bersama penyidik Polres Probolinggo dan pihak Balai Besar TNBTS akan berkoordinasi dengan Polres Pasuruan terkait pelimpahan perkara yang terjadi," kata AKP Jamhari, Jumat (31/5/2024).
Kena sanksi adat
Tiga WNA beserta supir Jeep dan guide nantinya akan dikenakan sanksi adat.
Melansir Tribun Probolinggo, sejumlah tokoh masyarakat Suku Tengger telah menggelar rapat koordinasi (rakor) untuk memastikan kapan pelaksanaan ritual adat.
"Sanksi kita tujukan pada yang memfoto dan tolidernya. Kalau turisnya jadi hub antar negara ini karena kalau turisnya mungkin hal seperti itu wajar di negaranya. Bisa juga mereka tidak tau adat kita," jelas Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono pada Kamis.
Namun, menurut Sunaryono, hal seperti itu tidak berlaku bagi pelaku usaha Jeep atau sopir maupun guide wisata.
Baca juga: Penjual Es Krim di Bromo Malang Jadi Viral, Disebut-sebut Mirip Pangeran Marteen dari Brunei
Mengingat, sopir maupun guide adalah warga Kabupaten Probolinggo yang tentunya mengetahui dan memahami adat Tengger.
"Kalau sopir dan guide-nya orang Indonesia, kan harusnya tahu adat ketimuran. Tapi besok sore kita masih rapat mungkin besok masih ada pembahasan lagi," ungkapnya.
Diketahui, tiga WNA tersebut bersal dari Belanda bernama Martjin Jacob Johhanes, Sem Elisabeth Maria Fransisca, dan Nina Petronella Jacoba Maria.
Sementara untuk sopir Jeep diketahui bernama Riko, warga Desa Wringinanom, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo dan guide bernama Dian, warga Desa Ngepung, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo serta Pepet, yang mengunggah foto tersebut ke media sosial, asal Desa Ngepung, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
(TribunTravel.com/SA)