Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa, "Dia kemudian tersedot dari kakinya dan masuk ke mesin operasi."
Selama waktu kejadian itu, kapten mengatakan kalau pesawat berguncang keras.
Sementara petugas lain yang sedang berjalan, mendengar adanya suara ledakan sebelum sesaat mesin pesawat padam.
Seperti yang ditunjukkan dalam temuan awal Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, awak darat telah berkali-kali diperingatkan bahwa mesin masih dapat berjalan.
"Juga dibahas bahwa pesawat tidak boleh didekati, dan berlian kerucut pengaman tidak boleh dipasang sampai mesin dimatikan, berputar ke bawah, dan lampu suar berputar pesawat telah dipadamkan oleh awak pesawat," tertulis dalam dokumen penyelidikan, yang dikutip dari UNILAD.
"Mesin pesawat berputar dengan kecepatan yang kuat dan sangat berbahaya sampai spooled down," saran dari keselamatan resmi penerbangan.
"Area di depan mesin disebut sebagai ingestion zone. Zona ingesti ini untuk semua jenis pesawat tingginya adalah 15 kaki."
"Anda tidak boleh memasuki zona tertelan sampai mesin pesawat telah berputar ke bawah. Mesin harus tergulung ke bawah sebelum memasuki zona tertelan. Ini dapat memakan waktu antara 30-60 detik, tergantung pada jenis pesawat."
Entah itu penumpang, petugas bandara, maupun karyawan lain, semuanya harus menunggu sampai dapat melihat dengan jelas masing-masing bilah kipas sebelum memasuki zona konsumsi.
Saat berita kecelakaan itu tersiar, American Airlines – perusahaan induk Envoy Air – mengeluarkan pernyataan, mengatakan kepada Insider bahwa 'hancur karena kecelakaan yang melibatkan anggota tim'.
"Pikiran dan doa kami bersama keluarga dan anggota tim lokal kami," katanya.
"Kami fokus untuk memastikan bahwa semua yang terlibat mendapat dukungan yang mereka butuhkan selama masa sulit ini."
TribunTravel/ni
Kumpulan artikel viral