Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Aneh! Mayat Manusia di Kota Ini Berubah Jadi Mumi, Padahal Tak Ada Proses Pembalseman

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mumi. Mayat warga sebuah kota berubah menjadi mumi.

Menariknya, dua kuburan terdekat di kota tersebut tidak menunjukkan adanya kasus mumifikasi, sehingga fenomena tersebut berhubungan langsung dengan kubah di atas tanah.

Banyak penduduk setempat bertanya-tanya apakah proses mumifikasi merupakan hadiah kematian yang diberikan oleh para dewa, sementara yang lain bertanya-tanya apakah ini lebih merupakan hukuman.

Secara lebih ilmiah, beberapa orang percaya bahwa pola makan masyarakat setempat, yang secara unik mencakup guatila yang tidak biasa dan buah balu yang sering dikonsumsi di daerah tersebut, mungkin dapat menjelaskan penyebab mumifikasi tersebut.

Namun, hal ini tidak banyak menjelaskan bagaimana pakaian orang yang meninggal relatif tetap utuh di samping tubuh mereka.

Teori lainnya adalah lokasi peti mati.

Karena lokasinya di lereng gunung, beberapa orang mengatakan bahwa ketinggiannya dan paparan angin serta suhu yang berbeda dapat menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh tersebut .

“Angin terus bertiup karena panas,” kata Daniela Betancourt, antropolog di Universitas Nasional Kolombia.

“Ada kemungkinan untuk berasumsi bahwa peti mati tersebut berfungsi seperti oven… mereka membuat mayat dehidrasi.”

Pada akhirnya, hanya ada sedikit penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan mengapa mayat-mayat ini menjadi mumi.

“Masih kurangnya penelitian tentang apa yang terjadi dan kondisi spesifik apa yang menyebabkan orang melakukan mumi,” jelas Betancourt.

Baca juga: Mumi Diduga Alien Berusia 1.000 Tahun Dipamerkan di Meksiko, Penemu: Mereka Bukan Manusia

Jenazah yang digali memiliki dua pilihan

Kamu mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi pada mayat yang telah dimumikan dan dikeluarkan dari peti mati.

Nah, keluarga almarhum memiliki beberapa pilihan mengenai apa yang dapat mereka lakukan terhadap jenazah orang yang mereka cintai.

Mereka dapat mengkremasi mumi tersebut atau mereka dapat memindahkan mumi tersebut ke museum untuk dilestarikan.

Bagi banyak orang, pilihan terakhir tampaknya merupakan pilihan yang paling tepat.

“Jika Tuhan ingin melestarikannya,” jelas Clovisnerys Bejarano, putri satu pengunjung museum, “pasti ada alasannya.”

Hasilnya, kini terdapat lebih dari selusin mumi di museum pemakaman, di mana sebuah mausoleum dibangun untuk melestarikan dan memamerkan mumi yang disumbangkan.

Ambar/TribunTravel