Toni menjelaskan, kejadian tersebut hanya berlangsung sekitar 30 menit saja.

Baca juga: Harga Tiket Beserta Jadwal Kereta Api Bandung-Surabaya Naik Kelas Ekonomi dan Panoramic

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin mengatakan, awan pelangi yang dimaksud dikenal dengan Cloud iridescence atau irisation.

Untuk diketahui, warnanya yang tampak seperti pelangi itu, tepatnya menyerupai warna-warni seperti yang terlihat dalam gelembung sabun atau minyak pada permukaan air.

Fenomena irisation ini juga disebutkan merupakan fenomena optik biasa di awan dan tidak ada kaitannya dengan kejadian bencana atau hal-hal mistis lainnya.

"Ini (Cloud iridescence atau irisation) merupakan fenomena optik di awan yang biasa," kata Miming kepada Kompas.com, Jumat (3/7/2020).

Dikarenakan fenomena optik biasa, Miming menegaskan, kepada masyarakat agar tidak menanggapi fenomena ini secara berlebih.

Terutama untuk tidak mengaitkannya dengan hal-hal mistis yang tidak ada relevansinya.

Untuk diketahui, fenomena irisation ini paling sering diamati pada jenis awan altocumulus, cirrocumulus, lenticular dan awan cirrus.

Baca juga: 6 Paket Bukber All You Can Eat Rp 100 Ribuan Hotel di Bandung Selama Bulan Ramadhan 2024

Tidak hanya itu, fenomena awan pelangi ini berbeda dengan pelangi yang kita kenal secara umumnya, sehingga untuk bisa muncul dan terlihat di langit, irisation ini bisa terjadi tidak harus setelah turun hujan.

"Kalau setelah hujan itu biasanya rainbow atau pelangi namanya. Tapi, kalau yang kita bahas itu adalah awan yang warna-warni," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Fenomena Cantik di Langit Jawa Barat, Awan Pelangi Pancarkan Pesona Memukau.