Derinkuyu bahkan dikabarkan memiliki sekolah agama dan studi untuk siswanya.
Di tingkat paling bawah ada gereja berbentuk salib yang diukir tepat di batu.
Setiap tingkat kota dirancang dengan cermat untuk penggunaan tertentu.
Di tingkat atas, penduduk Kapadokia memelihara ternak untuk sebisa mungkin menghindari gas beracun dan bau yang dihasilkan oleh ternak.
Ternak juga berfungsi sebagai lapisan isolasi hidup, membantu menjaga kota tetap hangat di bulan-bulan dingin.
Lapisan dalam kota memiliki banyak fasilitas, termasuk rumah, gudang bawah tanah, sekolah, area sosial, dan bahkan kilang anggur.
Derinkuyu sepertinya tidak digunakan sebagai tempat penampungan sementara; mereka yang tinggal di dalam gua-guanya siap menghabiskan waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, di dalamnya.
Namun kota ini bukannya tanpa kesalahan.
Berada di bawah tanah secara alami menyulitkan bercocok tanam, dan kurangnya sistem perpipaan membuat sebagian besar penduduk Derinkuyu harus buang air di toples tanah liat.
Bagaimana Kehidupan Bawah Tanah Melindungi Masyarakat Derinkuyu
Derinkuyu juga memiliki tujuan yang strategis dan defensif.
Lorong-lorong sempit menyulitkan penyerang untuk berbaris dalam formasi, dan pintu batu yang berat dapat dengan mudah digunakan oleh penduduk untuk memblokir jalan masuk.
Pencahayaan yang redup akan menyulitkan para penyerbu untuk melihat, sementara mereka yang tinggal di kota bawah tanah akan lebih mengenal kegelapannya.
Keuntungan-keuntungan inilah yang kemungkinan besar menyebabkan orang-orang Frigia kuno bersembunyi, kemudian digantikan oleh orang-orang Persia, orang-orang Kristen di Era Bizantium, dan orang-orang lain yang mencari keselamatan di bawah tanah.
IFLScience melaporkan bahwa pada tahun 1909, pembantaian sekitar 30.000 orang Kristen Armenia di kota Adana mungkin telah mendorong umat Kristen Kapadokia kembali bersembunyi.
Pada tahun 1923, sebagian besar umat Kristen diusir dari wilayah tersebut dalam pertukaran populasi antara Yunani dan Turki, sebagai upaya untuk membersihkan kedua negara dari agama minoritas masing-masing.
Setelah itu, Derinkuyu tetap tenang hingga tahun 1963, ketika kota bawah tanah yang menakjubkan di Turki tengah ditemukan kembali dan akhirnya terungkap.
Ambar/TribunTravel