Tradisi dugderan ini sudah digelar sejak tahun 1881 silam.
Tradisi dugderan biasanya diawali dengan digelarnya pasar kaget, yaitu pasar rakyat.
Kemudian akan dilanjutkan dengan karnaval, seperti acara warak ngendok yang diikuti oleh arak-arakan mobil.
Saat arak-arakan, warag ngendog ini menjadi maskot yang selalu hadir.
Warak ngendong digambarkan sebagai hewan berkepala naga, bertubuh kambing, serta bersisik.
Sisiknya biasanya dibuat dari kertas warna-warni.
Baca juga: Lion Air dan Citilink Tawarkan Tiket Pesawat Murah Banjarmasin-Semarang, Yuk Cek Tarifnya
Warak ngendog juga dilengkapi telur rebus atau yang disebut endog.
Tradisi dugderan yang biasanya digelar setiap tahun menjelang puasa, sempat ditiadakan.
Tak digelarnya dugderan ini saat pandemi Covid-19 melanda.
Lalu, ketika pandemi mereka, tahun 2023 dugderan kembali digelar.
Baca juga: 6 Hotel Murah Dekat Bandara Ahmad Yani Semarang, Tarif Terjangkau Mulai Rp 100 Ribuan per Malam
(TribunTravel.com/KY)
Simak artikel lainnya seputar dugderan di sini.
Baca tanpa iklan