Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kenapa Harga Tiket Pesawat Domestik Mahal? Ternyata Ini Jawabannya

Penulis: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pesawat tengah parkir dan bersiap lepas landas di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Senin (22/1/2024). Traveler belakangan tak sedikit yang mengeluhkan mahalnya tiket pesawat domestik dibanding ke luar negeri.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pesawat menjadi pilihan transportasi favorit untuk mengunjungi berbagai destinasi liburan.

Terlebih di negara kepulauan seperti Indonesia, dengan berbagai destinasi liburan seru yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, pesawat tentu menjadi andalan traveler.

Ilustrasi penumpang pesawat di bandara. (dok Kemenparekraf)

Namun sayang, belakangan ini tiket pesawat domestik harganya begitu mahal.

Untuk sejumlah rute bahkan tiket pesawat domestik lebih mahal daripada biaya ke luar negeri.

Baca juga: Produsen Koper Airwheel Buka Suara Soal Produknya yang Tak Boleh Masuk Kabin Pesawat

Mahalnya tiket pesawat domestik ini bisa berkali-kali lipat.

Sampai ada pula traveler yang transit ke luar negeri dulu baru kembali ke rute domestik agar tiketnya lebih murah.

"Betul, untuk (datang) ke Aceh, mereka (wisatawan nusantara) ke Kuala Lumpur dulu," tutur Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ketika ditemui media usai program The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, dikutip dari Kompas.com, Rabu (24/1/2024).

Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan harga tiket pesawat domestik mahal?

Menurut Sandiaga Uno, salah satu penyebab kenapa tiket pesawat domestik mahal adalah kurangnya jumlah pesawat yang beroperasi.

Jumlah pesawat yang beroperasi jauh lebih sedikit dibanding sebelum pandemi Covid-19.

lihat foto Menparekraf Sandiaga Uno. (dok Kemenparekraf)

Adanya defisit jumlah pesawat ini mengakibatkan berkurangnya jumlah ketersediaan kursi penerbangan.

Jumlah pesawat yang beroperasi tengah diusahakan agar bisa ditambah.

Sehingga ketersediaan kursi pesawat meningkat dan harga tiket bisa lebih terjangkau.

"Kami ingin mendorong penambahan jumlah pesawat dan penerbangan. Karena saat sebelum pandemi (COVID-19) jumlah pesawat yang beroperasi di atas 700, dan sekarang hanya 400. Jadi ada defisit sekitar 300," kata Sandiaga Uno beberapa waktu lalu, dikutip dari siaran pers Kemenparekraf.

Dikutip dari TribunMedan.com, ketersediaan jumlah pesawat serta frekuensi penerbangan memang masih belum kembali normal seperti sebelum pandemi.

Halaman
12