TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang tidak dibuat panik saat mengetahui kondisi pesawat yang akan dinaiki.
Hal serupa ini dialami penumpang pesawat Virgin Atlantic, Phil Hardy.
Baca juga: Kenapa Harga Tiket Pesawat Domestik Mahal? Ternyata Ini Jawabannya
Baca juga: Rekomendasi Tiket Pesawat Murah Padang-Jakarta dari 3 Maskapai, Tarifnya Mulai Rp 1,1 Jutaan
Hardy, 41, sedang bersiap untuk terbang dari Manchester ke New York untuk liburan pertamanya ke luar negeri dalam 14 tahun ketika dia melihat ke luar jendela.
Dia melihat empat sekrup tampaknya hilang di satu sayap pesawat.
Baca juga: Tiket Pesawat Domestik Masih Mahal, Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Terus Cari Solusi
Baca juga: Viral Pesawat Boeing Mengeluarkan Api saat Mengudara, Mesin Rusak & Terpaksa Mendarat Darurat
“Saya melihat empat sekrup hilang saat pengarahan keselamatan,” jelasnya.
“Saya bisa melihat sayap pesawat, semuanya berwarna putih. Saya kemudian melihat sekrupnya dan kemudian sadar hanya ada empat yang berwarna hitam.
"Setelah mengambil foto, Saya melihat lubang hingga lapisan atas sayap."
Prihatin, Hardy melaporkan masalah ini kepada pramugari untuk 'berjaga-jaga', sambil juga berusaha meyakinkan pasangannya dan 'menenangkan pikirannya'.
Setelah pilot mengetahui adanya pengencang yang hilang, seorang insinyur dipanggil untuk menyelidiki masalah tersebut dan melakukan pemeriksaan pada sayap.
Hardy mengaku telah melihat insinyur tersebut berbicara kepada pekerja lain bahwa sekrupnya hilang, dan mencoba memasang sekrup ke salah satu lubang hanya namun ternyata sekrupnya tidak pas.
“Pada satu titik, insinyur tersebut melepaskan satu sekrup dari lubang yang berbeda dan mencoba memasukkannya ke dalam satu lubang [yang sekrupnya hilang] dan sekrup tersebut tidak dapat masuk,” katanya.
Namun, Hardy mengklaim bahwa meski bisa melihat pengencang yang hilang, staf dan insinyur meyakinkannya bahwa 'tidak ada masalah dengan pesawat'.
"Ini membuat frustrasi karena saya tahu sekrup-sekrupnya hilang dan saya merasa agak tertipu dan sepertinya mereka (Virgin Atlantic) berusaha meremehkan masalah ini," kata Hardy.
Meski sudah mendapat jaminan dari staf, penerbangan ke JFK akhirnya dibatalkan dan seluruh penumpang diminta turun dari pesawat.
Hardy dan rekannya, Magdelana, harus mengantri 'lebih dari satu jam' untuk berbicara dengan satu staf, namun akhirnya bisa sampai ke New York keesokan paginya.
Baca tanpa iklan