TRIBUNTRAVEL.COM - Selain identik dengan warna merah, Imlek juga populer dengan kehadiran kue keranjang.
Terbuat dari tepung beras ketan, kue keranjang memiliki warna cokelat yang bercita rasa manis.
Kue keranjang sebenarnya berasal dari China yang disebut dengan Nian Gao.
Menurut legenda, dilaporkan TribunnewsWiki.com, pada zaman China ada raksasa bernama Nian yang tinggal di sebuah gua di gunung.
Baca juga: Jadi Penutup Imlek, Wajib Coba 5 Kuliner Khas Singkawang saat Cap Go Meh
Nian akan berburu saat ia kelaparan.
Namun pada musim dingin, hewan-hewan sedang berhibernasi sehingga Nian kesulitan menemukan makanan.
LIHAT JUGA:
Akhinya Nian pun turun ke desa untuk mencari mangsa.
Masyarakat desa ketakutan kemudian memikirkan cara agar Nian tidak memangsa mereka.
Akhirnya, seorang warga desa bernama Gao memiliki ide untuk membuat beberapa kue sederhana yang dibuat dari campuran tepung beras ketan dan gula.
Baca juga: Tempat Traveling Populer Masyarakat China untuk Liburan saat Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh
Kue itu kemudian diberikan kepada Nian.
Sejak saat itu, penduduk desa selalu membuat kue keranjang setiap musim dingin agar Nian tidak memangsa mereka.
Terlepas dari legenda tersebut, ada cerita lain yang dikaitkan dengan sejarah kue keranjang.
Kemudian ada juga makna yang dihadirkan dari kue keranjang.
Sejarah kue keranjang
Kue keranjang awalnya merupakan persembahan dalam ritual upacara adat, seperti dilansir Kompas.com.
Namun secara perlahan kue keranjang berubah menjadi makanan khas di festival musim semi.
Menurut cerita, pada musim semi dan musim gugur pada 722-481 SM, China masih terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil dan orang-orang menderita kelaparan karena perang.
Raja pun membuat dinding yang kuat untuk melindungi wilayah dari serangan, sehingga rakyat tidak lagi dibuat khawatir dengan perang.
Ia kemudian mengadakan jamuan pesta untuk merayakan ide ini.
Namun Perdana Menteri Wu Zixu berpikiran hal lain.
Menurut Wu, perang tidak bisa dipandang enteng.
Tembok yang kuat memang merupakan perlindungan yang baik, tetapi jika musuh mengepung kerajaan, tembok itu juga merupakan penghalang keras bagi diri kita sendiri.
"Jika keadaan benar-benar buruk, ingatlah untuk gali lubang di bawah dinding," kata Wu Zixu.
Baca juga: Catat, 10 Tempat Nonton Pertunjukan Barongsai di Jakarta saat Imlek Lengkap Jadwalnya
Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal, kata-katanya menjadi kenyataan.
Banyak orang mati kelaparan saat perang.
Tak tinggal diam, para prajurit kemudian melakukan apa yang dikatakan Wu Zixu.
Mereka menemukan bahwa tembok di bagian bawah dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.
Batu bata dari tepung beras ketan itu kemudian menyelamatkan banyak orang dari kelaparan.
Batu bata itulah Nian Gao yang ada sampai saat ini.
Makna kue keranjang
Nian Gao dapat diartikan sebagai tahun yang tinggi.
Sehingga kue keranjang menjadi simbol rezeki yang lebih baik di tahun baru.
Dari situ, muncullah tradisi yang mengatakan jika menyantap kue keranjang saat Imlek, maka akan mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun.
Kemudian dari bahan dan rasanya, kue keranjang dapat diartikan lain hal.
Bahan kue keranjang yang terbuat dari tepung beras ketan mengartikan persaudaraan yang kuat.
Baca juga: Jumlah Penumpang Kereta Api Meningkat saat Libur Imlek, Capai Belasan Ribu per Hari
Hal ini karena tepung beras ketan yang dibuat menjadi kue keranjang akan menghasilkan tekstur yang lengket.
Sementara dari cita rasanya yang manis, kue keranjang menjadi simbol kebahagiaan dan keberkatan.
(TribunTravel.com/SA)A