Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Penjelasan Dokter Soal Wanita yang Tak Bisa Bicara usai Tertawa Lebar, Apa Penyebabnya?

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi rumah sakit. Seorang dokter menceritakan kisah pasien wanita yang mendadak tak bisa bicara usai tertawa terlalu lebar.

TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang dokter menceritakan kisah pasien wanita yang mendadak tak bisa bicara usai tertawa terlalu lebar.

Ia adalah Muh Fathur, seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Konawe, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Seorang dokter menceritakan kisah pasien wanita yang mendadak tak bisa bicara usai tertawa terlalu lebar. (TikTok @dr.patrickstar17)

Fathur menceritakan kisah tersebut melalui akun TikTok @dr.patrickstar17 pada Desember 2023 lalu.

"Karena terlalu ketawa berakhir di IGD," tulisnya dalam unggahan tersebut.

Baca juga: Viral Dokter Keluarkan 56 Batu Ginjal dari Bocah 9 Tahun, Kebiasaan Sang Ibu Jadi Penyebab

Melalui unggahannya, Fathur menceritakan seorang pasien yang datang ke rumah sakit lantara tak bisa berbicara.

"Tanda-tanda vital normal semua, saat saya tanya pasien tidak menjawab apapun, tidak ada kata yang keluar dan ketika ditanya jawabnya menggunakan isyarat," tuturnya.

LIHAT JUGA:

Setelah ditelusuri, ternyata wanita tersebut tiba-tiba tidak bisa tertawa dan berbicara setelah tertawa lebar.

Fathur menjelaskan, kondisi yang dialami wanita tersebut bukanlah suatu gangguan bicara.

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan fisik menggunakan handscoon.

Baca juga: Viral Petugas Kebersihan Nyamar Jadi Dokter Gigi, Bikin Seorang Pasien Menderita Sebulan Penuh

Handscoon adalah sarung tangan yang biasa dipakai oleh tenaga medis agar terhindar dari droplet pasien.

"Saat pemeriksaan fisik, saya minta coba tutup mulutnya. Tapi pasien hanya geleng-geleng seperti mengisyaratkan tidak bisa menutup mulut," ungkap dokter.

Ilustrasi rumah sakit. (Unsplash/Markus Frieauff)

Pada akhirnya, diketahui bahwa tulang rahang wanita tersebut bergeser.

Fathur kemudian melanjutkan pemeriksaan palpasi (perabaan) dan mendapati ada bagian nyeri pada sekitar telinga.

Selain itu, ia juga menemukan tonjolan tulang yang sedikit bergeser.

Halaman
123