Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Demi Bisa Gendong Anaknya, Pria yang Dijuluki 'Manusia Pohon' Jalani Operasi 16 Kali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abul Bajandar, 28, dijuluki 'Manusia Pohon' karena kutil besar seperti kulit kayu di tangan dan kakinya, dirawat di Rumah Sakit Dhaka Medical College di Dhaka pada 24 Juni 2019. Frustrasi dengan kondisi yang semakin memburuk, seorang ayah asal Bangladesh menjuluki “Manusia Pohon” untuk pertumbuhan seperti kulit kayu di tubuhnya mengatakan pada tanggal 24 Juni bahwa dia ingin mengamputasi tangannya untuk mendapatkan bantuan dari 'rasa sakit yang tak tertahankan'.

TRIBUNTRAVEL.COM - Abul Bajandar, yang dijuluki “Manusia Pohon”, menderita kondisi yang tidak biasa.

Abul telah menghadapi banyak operasi, mengatasi rintangan besar di sepanjang perjalanannya.

Baca juga: Viral Curhatan Warga Trenggalek, Rumahnya Diteror Tetangga, Kerap Dilempari Batu hingga Sampah

Abul Bajandar, 28, dijuluki;Manusia Pohon karena kutil besar seperti kulit kayu di tangan dan kakinya, dirawat di Rumah Sakit Dhaka Medical College di Dhaka pada 24 Juni 2019. Frustrasi dengan kondisi yang semakin memburuk, seorang ayah asal Bangladesh menjuluki “Manusia Pohon” untuk pertumbuhan seperti kulit kayu di tubuhnya mengatakan pada tanggal 24 Juni bahwa dia ingin mengamputasi tangannya untuk mendapatkan bantuan dari rasa sakit yang tak tertahankan;. (Munir UZ ZAMAN / AFP)

Baca juga: Viral Pria Datang ke Nikahan Mantan Pakai Baju Pengantin, Ujungnya Malah Adu Fisik

Saat ini, dengan tekad yang teguh dan keahlian para ahli medis, Abul telah mengalami momen penting namun bermakna.

Abul dapat sekali lagi menggendong putrinya.

Baca juga: Video Viral Wanita Naik Motor Terobos Lampu Merah dan Bikin Pengendara Lain Resah

Baca juga: Viral Pria Nekat Gali Lubang Sedalam 40 Meter Karena Mimpi Ada Emas yang Terbukur, Nasibnya Tragis

Sindrom Manusia Pohon

Meskipun tidak menular, kondisi keturunan ini tidak dapat disembuhkan secara permanen, dan pembedahan hanya memberikan bantuan sementara.

Dilansir dari brightside, Abul bukan satu-satunya yang menghadapi tantangan ini; negara lain di seluruh dunia juga menghadapi sindrom ini.

Sindrom ini menyebabkan pertumbuhan kulit seperti kutil yang mirip dengan kulit pohon.

Awalnya kecil, pertumbuhan ini dapat tumbuh secara signifikan, menyebabkan kecacatan yang signifikan bagi mereka yang terkena dampaknya.

Abul menderita kondisi ini sejak usia muda.

Hal ini dimulai pada masa remaja ketika kutil kecil muncul di tubuhnya sekitar usia 13 atau 14 tahun.

Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kondisi tersebut dengan cepat memburuk dan menyebar ke berbagai bagian tubuhnya.

Abul bereksperimen dengan berbagai obat tradisional, dan tidak ada yang bisa menyembuhkannya.

Dia juga mencari bantuan dari beberapa dokter yang mencari obatnya, namun sayangnya, mereka tidak dapat menawarkan solusi.

“Saya dipermalukan dan tidak bisa bergaul dengan masyarakat,” ungkapnya.

Baca juga: Video Viral di TikTok, Bule Mengeluh Kemacetan di Bali dan Sebut Tempat Terburuk di Dunia

Halaman
12