"Apabila menemukan, tolong informasikan lalu difoto letaknya dimana, kemudian beritahu tim gabungan yang ada di lokasi. Tim akan datang, karena itu sangat dibutuhkan untuk penyelidikan," pungkasnya.
Agung Sasongkojati menambahkan, dua pesawat tempur sempat hilang kontak di tengah latihan formasi.
Baca juga: Ramai soal Konser di RSUD Bangil, Bupati Pasuruan hingga Manajemen RS Akhirnya Buka Suara
Awalnya, ada 4 pesawat tempur yang diberangkatkan dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.50 WIB.
Namun, hanya ada 2 pesawat yang mendarat di Lanud Abdulrachman Saleh dalam keadaan selamat.
"Setelah take off, bergabung dalam formasi dan sesaat kemudian memasuki cuaca kurang baik. Akhirnya, mereka saling melepas diri (berpisah formasi)."
"Dimana dua pesawat lainnya bisa naik dan keluar dari awan, kemudian lost contact dengan Super Tucano TT-3111 dan TT-3103," jelasnya.
Cuaca buruk yang terjadi berupa kumpulan awan yang menyelimuti lereng gunung.
Hal ini mengakibatkan pandangan para kru pesawat menjadi tidak jelas.
"Tetapi tentunya, ini masih diselidiki lebih lanjut. Karena saat ini, kami sedang mencari Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat Super Tucano yang jatuh tersebut."
"Karena di FDR menyimpan rekaman suara, gambar, ketinggian, kecepatan, lokasi, serta lain sebagainya," tuturnya.
Jenazah akan Diberangkatkan ke Rumah Duka
Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati menyatakan, keempat anggota TNI yang ada di dalam pesawat ditemukan dalam keadaan meninggal.
Jasad ketiganya ditemukan dalam waktu yang berbeda dan jasad Letkol Pnb Sandhra Gunawan menjadi korban terakhir yang ditemukan.
"Iya, memang benar. Ternyata pada pukul 19.00 WIB, kami mendapat kabar bahwa jenazah Letkol Pnb Sandhra Gunawan telah ditemukan."
"Selanjutnya, jenazah akan menyusul dibawa ke Lanud Abdulrachman Saleh," ungkapnya.
Baca tanpa iklan