Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ilmuwan Temukan Benua yang Diduga Hilang Tanpa Jejak 155 Juta Tahun Lalu, Benarkah Ada di Indonesia?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi peta untuk mencari benua yang hilang

Proses serupa juga terjadi di berbagai benua hilang lainnya sepanjang sejarah, termasuk Zealandia, juga dekat Australia, dan Greater Adria, yang dulunya terletak di Laut Mediterania.

Umat ​​​​manusia tentu saja telah lama terpesona oleh gagasan tentang benua yang hilang - contoh paling terkenal adalah benua Atlantis yang diklaim hilang, yang pertama kali disebutkan oleh filsuf dan matematikawan Plato.

Yang lain berteori tentang benua mitos Lemuria dan Mu yang hilang, yang konon merupakan daratan yang penuh dengan rahasia dan harta karun kuno.

Namun ada juga alasan ilmiah yang sangat nyata mengapa para ilmuwan ingin menemukan dan meneliti benua kuno yang hilang.

Seperti yang dikatakan rekan penulis studi, Douwe van Hinsbergen, mengamati kehidupan dan kematian benua “sangat penting untuk memahami proses seperti evolusi keanekaragaman hayati dan iklim, atau untuk menemukan bahan mentah.

Dan pada tingkat yang lebih mendasar: untuk memahami bagaimana gunung terbentuk atau untuk mengetahui kekuatan pendorong di balik lempeng tektonik.”

Ketika potongan-potongan Argoland bertabrakan dengan daratan kuno yang menjadi Asia Tenggara, hal ini mengubah lanskap biologis, sehingga berkontribusi terhadap kekayaan keanekaragaman hayati di wilayah tersebut saat ini.

Pada akhirnya, meskipun tim tidak menemukan peradaban kuno yang hilang atau hibrida manusia-lemur, penelitian baru ini menawarkan sejumlah informasi berguna yang dapat memandu penelitian di masa depan tentang bagaimana planet kita terbentuk – dan bagaimana hal itu dapat berubah di masa depan.

Ambar/TribunTravel