Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Viral Cuaca Ekstrem Hujan Lebat Disertai Angin di Solo Raya, Begini Penjelasan BMKG

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses evakuasi pohon tumbang pasca hujan turun pertama kali di Karanganyar, Sabtu (21/10/2023) sore. Beberapa waktu yang lalu video viral memperlihatkan cuaca ekstrem di Solo Raya pada Rabu (24/10/2023).

Adapun pergantian musim tersebut diawali dengan masa transisi atau masa pancaroba.

Baca juga: Video Viral di TikTok, Pohon Tumbang Timpa Parkiran di UMS dan Bikin Puluhan Motor Hancur

Salah satu daerah yang sedang mengalami masa pancaroba adalah Jawa Tengah, terutama di Solo Raya.

"Kejadian cuaca ekstrem di beberapa wilayah Solo Raya menjadi penanda akan masuk musim hujan," ujar Iis saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/10/2023).

Menurut Iis, masa pancaroba biasanya akan berlangsung sekitar satu bulan.

Namun demikian, masa transisi tersebut tidak akan berlangsung setiap hari.

Menurutnya, hal ini tergantung dari kondisi dan potensi cuaca lokal dari masing-masing daerah.

"Kejadian hujan dan cuaca ekstrem di setiap daerah lebih besar dipengaruhi oleh kondisi lokal yang dipicu mulainya perubahan musim dari kemarau ke penghujan," jelas Iis.

Ilustrasi hujan yang mengguyur Solo Raya. (TribunSolo.com/Asep Abdullah)

Senada dengan Iis, Plt Kepala Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan, hujan lebat disertai angin kencang memang kerap terjadi di wilayah tropis seperti di Indonesia.

"Terutama di wilayah yang mulai berada pada peralihan musim atau pancaroba," kata Andri, Kamis (26/10/2023), dikutip dari Kompas TV.

Menurut Andri, penyebab perubahan cuaca ekstrem salah satunya karena aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan Kelvin di sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca juga: Viral Fenomena Hujan Deras Hanya Guyur Satu Rumah di Tasikmalaya, BMKG Beri Penjelasan

Baca juga: Video Viral di TikTok, Fenomena Hujan Salju Terjadi di Mimika Papua, Begini Penjelasan BMKG

Selain itu, adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi juga menjadi faktor penyebab fenomena ini.

"Intensitas radiasi Matahari dan pemanasan yang tinggi di pagi hingga siang hari dapat memicu proses konvektif skala lokal sehingga mengakibatkan potensi penguapan yang cukup tinggi," terang Andri.

"Hujan yang kerap terjadi di masa pancaroba ini lebih disebabkan daya angkat atau penguapan yang cukup tinggi dari pagi hingga siang hari dan hujan turun pada sore hari," sambungnya.

(TribunTravel.com/SA)