TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah penyakit misterius menyerang 95 siswi dan membuat mereka hampir tak bisa berjalan.
Penyakit tersebut mewabah pada sekolah menengah khusus perempuan di kawasan Kakamega, Kenya.
Para pejabat setempat kini tengah berjuang untuk menemukan penyebab penyakit misterius itu.
Selama beberapa minggu terakhir, sebanyak 95 murid Sekolah Menengah Putri St. Theresa Eregi Kakamega dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Viral Korban Kebakaran di Solo Menangis Uang Belasan Juta Hangus, Langsung Diganti BI
Mereka dirawat karena menderita kelumpuhan pada anggota tubuh bagian bawah, seperti dikutip dari laman Oddity Central, Senin (9/10/2023).
Akibatnya, muncul kekhawatiran tentang penyakit misterius.
"Epidemi" ini memicu kepanikan dan kecemasan di kalangan orang tua, yang menuntut jawaban serta perlindungan bagi putri mereka.
Media lokal melaporkan bahwa gadis-gadis tersebut mengalami kondisi yang membuat kaki mereka mati rasa dan tidak bisa bergerak.
Baca juga: Suami Istri Nekat Resign dan Pilih Pergi Liburan ke Bali, Kini Justru Dibayar untuk Keliling Dunia
Video yang beredar di media sosial Kenya pun menunjukkan gadis-gadis tersebut kesulitan untuk berjalan dengan benar.
Bernard Wesonga, CEC Kesehatan Kabupaten Kakamega, mengatakan kepada wartawan bahwa sampel darah, urin, dan tinja telah dikumpulkan dan dikirim untuk pengujian ekstensif guna menentukan penyebab penyakit yang tidak diketahui tersebut.
Namun sejauh ini, penyebab pasti dari kelumpuhan para siswi belum diketahui.
Baca juga: Suami Istri Memesan 51 Perjalanan Kapal Pesiar Tanpa Henti, Sebut Lebih Murah Ketimbang Panti Jompo
Sementara itu, sekolah diliburkan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Puluhan siswi di Sekolah Menengah Putri St. Theresa Eregi yang terkena dampak kondisi misterius melaporkan kaki mereka terasa mati rasa dan tidak bisa bergerak.
Beberapa dari mereka juga mengalami sakit kepala parah, muntah-muntah dan demam.
Untungnya, banyak dari mereka sudah mulai membaik.
"Beberapa siswa memberikan respons positif terhadap pengobatan, sementara yang lain masih dalam perawatan medis," kata Bernard Wesonga.