Lalu ia menceritakan alasannya:
"Saya menerima tanggung jawab ini karena kami saling mencintai. Itulah yang terpenting dalam pernikahan ini."
"Anda tidak dapat menikah tanpa cinta ... Saya menyerah untuk menikah dengan wanita cantik ini."
Pernikahan tersebut adalah pemeragaan kembali ritual leluhur di salah satu kota Meksiko Selatan.
Awalnya ritual ini dilakukan oleh salah satu petinggi kota yang dihuni oleh masyarakat Pribumi Chontal.
Mereka hidup di tanah genting Tehuantepec, Mexico.
Pengantin wanita adalah reptil jenis caiman, penghuni rawa yang mirip dengan aligator berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah.
Perkawinan laki-laki dan caiman semacam ini sudah berlangsung selama 230 tahun di masyarakat setempat.
Walikota ini bahagia usai resmi menikahi buaya betina. (TikTok @soyluisgabriel1)
Ritual ini memperingati persatuan damai dari dua kelompok pribumi.
Jaime Zarate, penulis sejarah San Pedro Huamelula, mengklaim bahwa pernikahan memungkinkan kedua belah pihak untuk "menghubungkan dengan apa yang menjadi lambang Ibu Pertiwi,"
"Selain itu juga meminta hujan yang mahakuasa, perkecambahan benih, semua hal yang damai dan harmonis untuk pria pribumi Chontal."
Ritual pernikahan pun juga tidak mudah dan termasuk rumit.
Dimulai dengan reptil diarak dari satu rumah ke rumah warga agar mereka bisa menari dengan buaya ini di pelukan mereka.
Buaya itu juga mengenakan rok hijau, tunik bersulam, dan hiasan kepala yang terbuat dari pita dan payet.
Belum lagi moncong panjang mempelai wanita yang juga diikat rapat dan didandani cantik.
Baca tanpa iklan