Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Staf Pesawat Bikin Penumpang Berkebutuhan Khusus Jatuh dari Kursi Roda dan Merangkak ke Kursinya

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Penumpang berkebutuhan khusus mengaku dirinya dibuat terjatuh dari kursi rodanya oleh seorang staf maskapai.

Insiden ini terjadi pada minggu yang sama ketika CEO Qantas Alan Joyce mengumumkan pengunduran dirinya dua bulan lebih awal menyusul serangkaian kontroversi.

Adapun Alan Joyce mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (5/9/2023).

Joyce yang sudah menjabat selama hampir 15 tahun mundur sebagai buntut dari sejumlah permasalahan yang dihadapi maskapai, dilaporkan Kompas.com.

Baca juga: Video Viral, Penumpang Batik Air Terjebak di Pesawat, Lampu & AC Mati Bikin Panik dan Histeris

Qantas saat ini tengah terlibat dalam skandal penjualan ribuan tiket penerbangan yang sudah dibatalkan.

Australian Competition and Consumer Commission (Komisi Persaingan dan Konsumen Australia) menggugat Qantas karena menjual tiket penerbangan yang telah dibatalkan dan menyesatkan pelanggan tentang pengembalian uang.

Ilustrasi pesawat. Penumpang berkebutuhan khusus mengaku dirinya dibuat terjatuh dari kursi rodanya oleh seorang staf maskapai. (Unsplash/Mitsuo Komoriya)

Setidaknya terdapat 8.000 tiket penerbangan dibatalkan yang dijual kembali.

"Dalam beberapa minggu terakhir, fokus pada Qantas dan peristiwa-peristiwa di masa lalu memperjelas bagi saya bahwa perusahaan perlu bergerak maju dengan pembaruan sebagai prioritas," ujar Joyce dalam keterangan resmi Qantas.

"Hal terbaik yang dapat saya lakukan dalam situasi seperti ini adalah memajukan masa pensiun saya, dan menyerahkannya kepada Vanessa serta tim manajemen baru sekarang, karena mengetahui bahwa mereka akan melakukan pekerjaan dengan baik," lanjutnya.

Baca juga: Penumpang Terjebak di Pesawat Selama 8 Jam, Penerbangan Kemudian Dibatalkan

Baca juga: Tolak Duduk di Kursi Bekas Muntahan, Dua Penumpang Pesawat Malah Diusir dari Penerbangan

Joyce juga menghadapi kritik karena diberikan paket 24 juta Dolar Australia saat dia keluar setelah 15 tahun bertugas.

Qantas juga mendapat kecaman karena memberhentikan 1.700 staf darat pada tahun 2020 dalam sebuah tindakan yang mungkin melanggar Undang-Undang Fair Work Australia.

(TribunTravel.com/SA)