TRIBUNTRAVEL.COM - Belakangan ini media sosial heboh dengan hadirnya tantangan (challenge) makan keripik tortilla super pedas.

Tantangan makan keripik tortilla super pedas ini muncul selama bertahun-tahun dan sudah dicoba oleh banyak orang, khususnya para pencinta pedas.

Tantangan makan keripik tortilla super pedas muncul pertama kali pada 2016 lalu setelah Paqui merilis chip Carolina Reaper, yang merupakan salah satu cabai terpedas di dunia.

Challenge tersebut mengharuskan seseorang memakan keripik tortilla dan tidak boleh makan atau minum apa pun setelahnya untuk menghindari luka bakar.

Baca juga: 4 Kuliner Malam di Bali, Ada yang Sajikan Menu Super Pedas Favorit Wisatawan

Tantangan itu telah dilarang di beberapa sekolah di Amerika Serikat setelah anak-anak mencobanya dan berakhir di rumah sakit.

Dan belum lama ini seorang remaja pria berusia 14 tahun mencoba challenge makan keripik tortilla super pedas.

Keluarganya terkejut melihat remaja bernama Harris Wolobah itu tergelatak pingsan setelah makan keripik tortilla super pedas tersebut.

Menurut laporan Daily Mail, Harris Wolobah diberi keripik tortilla super pedas oleh teman sekelasnya dan dia langsung memakannya.

Tidak lama kemudian dia mulai mengeluh sakit perut dan ibunya dipanggil ke sekolah.

Saat dia merasa lebih baik di rumah, dia pingsan lagi.

Baca juga: Resep Sambal Cumi Super Pedas, Enak Disantap Langsung atau Pakai Telur Ceplok

Harris Wolobah langsung dibawa ke rumah sakit dan sayangnya dinyatakan meninggal dunia.

Otopsi akan dilakukan untuk menentukan apakah keripik tersebut berkontribusi terhadap kematiannya.

Pengawas Sekolah Umum Worcester Rachel Monárrez merilis pernyataan yang mengonfirmasi kasus kematian tragis Harris.

Baca juga: Resep Nasi Goreng Cabai Hijau Super Pedas, Inspirasi Menu yang Mudah Dibuat

"Dengan berat hati saya menyampaikan bahwa kami kehilangan bintang yang sedang naik daun, Harris Wolobah, yang merupakan siswa tahun kedua di Doherty Memorial High School," katanya.

"Sebagai seorang ibu dan pendidik, saya tidak dapat membayangkan betapa beratnya penderitaan yang dialami keluarga, teman, dan gurunya. Hati saya tertuju kepada semua orang yang mengenal dan mencintainya."