Pintunya mengikuti kode arsitektur Korea, menggunakan atap dua lantai.
Menurut data, pada 1413 terdapat lonceng perunggu seberat 7,5 ton yang digantung di sini, namun kemudian dilepas.
Sebaliknya, batu-batuan yang diletakkan di bawah pintu ditambahkan selama renovasi istana pada akhir abad ke-19.
Sesampainya di halaman belakang gerbang, yang langsung kami sadari adalah pepohonan tinggi yang berjejer di sebelah kiri, sungguh menakjubkan saat musim semi.
2. Gwolnaegaksa
Gwolnaegaksa adalah kompleks kantor pemerintahan yang dibangun di halaman istana pada akhir abad ke-19.
Di kantor inilah Kaisar memilih untuk mengatur urusan politik dan keluarga kerajaan.
Kamu dapat melihat rumah sakit kerajaan (Naeuiwon), kantor penasihat khusus (Hongmungwan), kantor penerbitan (Geomseocheong), perpustakaan kerajaan (Gyujanggak), dll.
Pada masa pendudukan Jepang di Korea pada awal abad ke-20, Jepang ingin memberi ruang untuk jalan lebar.
Mereka kemudian memindahkan koleksi buku dari Perpustakaan Kerajaan (Gyujanggak) ke Universitas Nasional Seoul (yang masih ada) dan menghancurkan gedung tersebut.
Oleh karena itu, versi Istana Changdeokgung saat ini berasal dari tahun 2005, ketika proses restorasi kompleks Gwolnaegaksa dimulai.
Gwolnaegaksa dipisahkan dari seluruh istana melalui saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air dari mata air di daerah Ongnyucheon (disebut Aliran Giok), yang terletak di taman rahasia.
Alasan dibuatnya saluran ini antara lain karena adanya kepercayaan bahwa memasuki istana melalui air yang mengalir akan mendatangkan keberuntungan dan terhindar dari kerusakan.
3. Aula Seonwonjeon
Aula Seonwonjeon di Istana Changdeokgung menyimpan potret raja-raja kuno.