"Saya melahirkan seorang anak laki-laki yang tidak cukup bulan, kemudian dia mengalami demam tinggi yang menyebabkan lumpuh otak.
Saya dan istri saya membawanya kemana-mana untuk berobat, dokter mendiagnosisnya dengan celebral palsy.
Hanya 20 persen kemungkinannya bertahan hidup. Kami kemudian berpikir bahwa kematian akan mengambilnya," ungkap orang tua Anh.
Keajaiban ternyata terjadi.
Anh berjuang sendiri melawan semua kemungkinan buruk.
Ia terus tumbuh meski tangannya tidak bisa bergerak dan bicaranya tidak aktif.
Anh pun menghabiskan hidupnya di atas kursi roda untuk berpindah-pindah tempat.
Ia sadar harus mencari uang untuk menghidupi dirinya sendiri. Apalagi Anh juga bermimpi punya rumah kecil.
Anh kini bekerja sebagai penjual tiket lotere di sekitar wilayah tempat tinggalnya.
Ia mendapat dukungan dari banyak orang.
Hal itu membuat Anh semangat bahkan termotivasi untuk mencintai seseorang dan menikah.
"Saya ingin memiliki seseorang yang benar-benar mencintai saya dan menerima situasi ini.
Beberapa orang mengatakan bahwa saya tidak dapat menemukannya selama sisa hidup karena tidak akan ada gadis yang mau mencintai dan menikahi pria cacat.
Saat itu aku sangat sedih, tapi aku masih percaya keajaiban cinta," papar Anh.
Cibiran orang mengenai kondisi Anh pun terbantahkan oleh hadirnya Thuy Trang.
Baca tanpa iklan