"(Manajer maskapai) memberi Tiffany pemberitahuan pelanggaran kriminal lisan, menjelaskan bahwa dia ditolak naik pesawat dan harus meninggalkan area aman," kata penyelidik.

Penumpang yang ditolak akhirnya dikawal ke area bandara yang tidak aman, tetapi itu tidak menghentikannya untuk mencoba kembali melalui pemeriksaan TSA dan masuk ke area boarding beberapa kali.

Polisi akhirnya melacak lokasi Tiffany hingga ke trotoar terminal, tempat dia duduk dan menunggu Uber.

Dia diberi tiket untuk pemberitahuan pelanggaran kriminal yang dia tolak untuk ditandatangani.

Baca juga: Kecelakaan Kereta Api di Pakistan, Gerbong Hancur dan Sebabkan 30 Penumpang Tewas

Tiffany tidak menunjukkan kartu identitasnya kepada polisi.

Dia tidak pernah secara resmi ditangkap atau ditahan.

Melalui perwakilannya, Tiffany menolak memberikan komentar atas kejadian tersebut, lapor nypost.

Meski reputasinya terpukul, setidaknya secara hukum Gomas kemungkinan besar sudah jelas.

"Video viral adalah bagian yang menakjubkan, tapi saya ragu anda akan melihat tuntutan besar atas itu," kata Pengacara Austin Adam Loewy.

Catatan publik menunjukkan Tiffany tinggal di rumah senilai 2 juta USD di lingkungan kota Lakewood.

Baca juga: Penumpang Lukai Pramugari dengan Benda Tajam, Langsung Ditangkap setelah Pesawat Mendarat

Dia adalah seorang eksekutif pemasaran yang menjabat sebagai wakil presiden Elevate Brand Marketing, di mana dia dinobatkan sebagai "bintang baru" pada tahun 2017 oleh sebuah publikasi perdagangan.

"Tiffany telah membangun portofolio penjualan dan rekam jejak yang menyaingi manajer akun dengan puluhan tahun dalam bisnis ini," kata rekan kerja Dave Sedlin kepada outlet tersebut.

Lulusan Universitas Negeri Oklahoma menyarankan kaum muda yang memulai di industrinya untuk "bergaul dengan pukulan" dan "bekerja keras dan bermain keras," dalam profil terlampir.

(TribunTravel.com/nrlintaniar)

Kumpulan artikel insiden penerbangan