Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pacu Kude dan 4 Tradisi Unik Sambut 17 Agustus, Simbol Melestarikan Budaya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pacu kuda tradisional. Ada tradisi unik sambut 17 Agustus.

TRIBUNTRAVEL.COM - Memperingatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, di beberapa daerah Indonesia biasanya punya cara tersendiri untuk merayakan tradisi unik.

Hari Kemerdekaan Indonesia biasanya identik dengan lomba maupun tradisi unik.

Telok Abang merupakan kuliner khas Palembang yang ditancapkan ke berbagai macam miniatur dan selalu ada pada saat hari kemerdekaan. Berikut tradisi unik sambut 17 Agustus. (KOMPAS.com/NI PUTU DINANTY)

Namun, kamu sudah tahu? selain lomba rupanya ada tradisi unik yang ada setiap perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

Tradisi unik menyambut 17 Agustus di berbagai daerah Indonesia, bahkan sudah ada turun temurun sejak dulu, lho.

Baca juga: Rekomendasi Lomba 17 Agustus yang Seru, Cocok Buat Anak-anak

Lalu, apa saja tradisi unik sambut 17 Agustus?

Dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rabu (9/8/2023), berikut deretan tradisi unik sambut 17 Agustus di Indonesia.

Tonton juga:

1. Tradisi Pacu Kude

Tradisi Pacu Kude berasal dari daerah Aceh.

Pacu Kude merupakan simbol melestarikan budaya dan perjuangan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan.

Atraksi pacuan kuda tanpa pelana di dataran tinggi Gayo yang diikuti Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues, Minggu (14/8/2016). Simak sederet tradisi unik sambut 17 Agustus. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)

Permainan Pacu Kude yang merupakan tradisi ini sudah ada pada masa kolonial Belanda yang biasa dimainkan setelah panen.

Pada tahun 1956 tepatnya setelah Indonesia merdeka, permainan ini secara resmi diambil alih oleh pemerintah setempat.

Baca juga: Cara Ikut Upacara 17 Agustus di Istana Negara, Bisa Akses Link Ini

Biasanya peserta yang mengikuti Tradisi Pacu Kude berasal dari enam daerah.

Enam daerah tersebut mulai dari Aceh tengah tuan rumah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Besar, dan Sumatera Barat.

2. Lomba Sampan Layar

Selanjutnya, ada tradisi Lomba Sampan Layar.

Halaman
123