Suasana mencekam kian bertambah dengan banyaknya gambar-gambar mistis serta bercak merah menyerupai darah.

Belum lagi letak Museum Santet tersebut dibuat seperti suasana hutan angker tak berpenghuni.

Baca juga: 5 Hotel Murah di Cirebon yang Nyaman untuk Menginap, Tarif Inap Nggak Sampai Rp 100 Ribuan

Milik seorang ustaz

Museum Santet ternyata milik seorang ustaz bernama HM Ujang Busthomi.

Kepada Tribun Jabar, Ujang Busthomi mengatakan bahwa dibuatnya Museum Dukun Santet bertujuan untuk menjadi wisata edukasi masyarakat.

Sebab, menurut dia, tidak sedikit masyarakat yang takut terhadap hal-hal yang bersifat klenik ataupun gaib meski seharusnya manusia sebagai makhluk sempurna hanya takut kepada Tuhan.

"Museum ini menjadi edukasi dan untuk mengingatkan orang beriman agar takut hanya kepada Allah Swt," kata Ujang Busthomi, Minggu (22/1/2023).

Karenanya, pihaknya memajang boneka-boneka yang sempat digunakan dukun santet untuk mencelakakan orang di museum itu dan membuktikan tidak ada apa-apanya.

Areal museum itu terasa lembap karena berada di dasar jurang.

Untuk mengelilingi museum itu pengunjung harus menuruni tangga dan di ujungnya terdapat pendopo berukuran kira-kira 3×3 meter yang di dalamnya tersimpan patung dan lainnya.

Di bagian tengahnya terdapat kursi yang diduduki kerangka manusia dan di kanan kirinya terdapat dua manekin yang mengenakan baju putih dan hijau seolah-olah menyambut pengunjung yang masuk ke pendopo tersebut.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Cirebon Waterland Ade Irma Suryani, Nikmati Diskon hingga 15 Juli 2023

Baca juga: 5 Tempat Makan Sarapan Enak di Cirebon, Ada Nasi Kuning Pekalangan yang Cocok Buat Kuliner Pagi

Ujang mengatakan, Museum Santet juga memamerkan benda-benda dari mulai boneka, patung, keris, dan lainnya yang digunakan dalam praktik dukun santet dari berbagai daerah.

Termasuk koleksi benda-benda yang disimpan di pendopo museum tersebut.

Di antaranya, patung dan ukiran berbagai ukuran, tombak, keris, bejana, kurungan ayam, serta lainnya.

"Kami juga memajang hiasan bertuliskan perbaiki salat dan perbanyak selawat di museum ini sebagai pengingat, karena menghadapi santet cukup menggunakan itu," ujar Ujang Busthomi.