Tak terkecuali dengan peresmian tol Cisumdawu yang akan jadi akses utama untuk menuju Bandara Kertajati.
Maka dengan demikian diharapkan akan menjadi konektivitas antara Bandung dan Kertajati.
"Saat ini pemerintah sudah bangun infrastruktur seperti jalan tol, lalu nanti ada kereta api cepat. Ini bukan persaingan bagi kami, tapi jadi pilihan masyarakat untuk memilih mana yang lebih cepat lagi atau mau lebih mahal menggunakan pesawat," kata Indra.
Sementara itu untuk para maskapai kata Indra diserahkan kepada airlines masing-masing yang tentunya memiliki market.
Meski belum menyebutkan nama, tapi pihaknya telah memastikan Bandara Husein Sastranegara Angkasa Pura II sudah mempersiapkan fasilitasnya dengan baik.
Hal ini sebagai bentuk upaya penyelenggara bandar udara yang memastikan keamanan dan keselamatan berbagai pihak tetap terjaga.
"Tinggal pilihan dari airlines saja, dari regulator dari pemerintah sudah mengatur mulai 29 Oktober, sesuai dengan tipe pesawat, tinggal nanti dari airlines rutenya sesuaikan dengan tipe pesawat yang mereka miliki," ujar Indra Crisna Sepurta.
Baca juga: Jemaah Haji yang Nekat Bawa Air Zamzam dalam Koper Akan Dibongkar Paksa di Bandara
Indra Crisna Sepurta mengatakan mulai Oktober nanti Bandara Husein masih akan melayani penerbangan tipe propeller atr 72.
Kemudian ada juga privat jet yang sudah ada dua pesawat setiap harinya, pesawat militer, dan pesawat VIP.
Sementara itu untuk penerbagan pesawat atr akan melayani ke sejumlah destinasi populer.
Di antaranya ada Surabaya, Halim Perdanakusuma, Yogyakarta, Semarang, Solo, Palembang, Jambi, Bengkulu, Padang.
Kota-kota inilah yang kemungkinan berpotensi masih tetap terbang menggunakan pesawat atr dari Bandara Husein Sastranegara.
Pasalnya destinasi-destinasi ini memiliki movement yang sangat bagus sekitar 40 take off dan landing per harinya.
Itu artinya Bandara Husein Sastranegara masih akan tetap aktif dengan adanya pesawat atr tersebut.
(TribunTravel/Zed)
Baca selengkapnya soal penerbangan di sini.