Untuk mendorong Amare menghabiskan lebih banyak waktu dengan kawanannya, petugas kebun binatang sampai memasang tali di depan jendela pengamatan habitat guna menciptakan zona penyangga antara Amare dan ponsel pengunjung.
Langkah ini dilakukan agar Amare bisa terlepas perhatiannya dari ponsel pengunjung.
Baca juga: 5 Tempat Wisata di Bandung yang Lagi Hits 2023, Ada Kebun Binatang Bandung Tawarkan Suasana Sejuk
Meski memiliki gejala mirip kecemasan maupun depresi, para ilmuwan di kebun binatang mulai segera melihat perubahan positif dari perilaku Amare.
"Amare menyadari bahwa tidak pantas baginya untuk duduk di sudut itu, menunggu seseorang muncul dan menunjukkan ponsel mereka kepadanya,” kata Ross.
Ross juga mencatat perubahan perilaku Amare yang kini mulai sering keluar dan berinteraksi dengan kawanannya.
Amare tinggal bersama tiga gorila 'lajang' jantan lainnya, semuanya berusia remaja dan benar-benar terpisah dari kandang yang berisi kelompok keluarga yang mencakup pejantan dominan.
Pejabat kebun binatang tidak ingin dengan nonton posel bisa mengambil dari periode perkembangan pra-dewasa yang penting di mana para 'bujangan' ini belajar bagaimana berinteraksi satu sama lain dan, pada dasarnya, menjadi gorila.
“Ini semacam pesta persaudaraan yang khas, ada banyak permainan, tetapi ada juga beberapa agresi dan banyak mencari tahu siapa bos dalam grup itu,” jelas Ross.
Dan yang dikhawatirkan adalah Amare bisa menjadi sasaran bullying dari kawanannya karena tidak 'bergabung' sama sekali dengan mereka.
“Ini dalam lingkup kemungkinan dan sesuatu yang benar-benar ingin kami capai,” kata Ross.
Sebagai pengasuh gorila, Ross berpikir agar setiap pengasuh bisa memperhatikan satwanya termasuk belajar dari perilaku Amare ini.
"Memahami bagaimana dia didorong ke perilaku ini dan bagaimana kami membantunya membuat keputusan yang baik, itu semua bagian dari menjadi manusia," jelasnya.
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)
Kumpulan artikel kebun binatang