Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Playa de Las Teresitas, Pantai di Spanyol yang Terbuat dari Pasir Gurun Sahara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesona Playa de Las Teresitas, satu pantai hits di Spanyol yang pasirnya dari Gurun Sahara.

Sayangnya, sebagian besar impor ini terjadi secara ilegal.

“Pengambilan pasir ini memiliki banyak konsekuensi bagi Sahara Barat dan rakyatnya,” jelas ENACT Africa , sebuah organisasi yang memerangi kejahatan transnasional di Afrika. “Secara ekonomi, terutama otoritas dan perusahaan Maroko yang mendapat keuntungan dari perdagangan ini. Secara lingkungan, ekstraksi seperti itu merusak lanskap, seperti yang terjadi di tempat lain di dunia, dan mengikis ekologi yang sensitif.”

Meskipun kelihatannya tidak demikian, pasir adalah sumber daya yang terbatas dan dunia tampaknya kehabisan pasir karena banyaknya bahan yang digunakan orang untuk konstruksi.

Menurut sebuah perkiraan, dunia menggunakan 50 miliar metrik ton pasir setiap tahun—cukup untuk membangun tembok setinggi 88 kaki dan selebar 88 kaki di seluruh dunia.

Yang membuat penambangan pasir merusak adalah banyak operator ilegal yang mencuri pasir dari pantai dan dasar sungai, bukan dari gurun karena pasir gurun terlalu halus untuk digunakan sebagai bahan pengikat beton.

Ekstraksi pasir dari daerah sensitif menekan keanekaragaman hayati dan menciptakan risiko lingkungan tambahan, seperti perlahan menghilangnya Delta Mekong Vietnam.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak aktivis dan akademisi menyerukan kepada PBB dan Organisasi Perdagangan Dunia untuk berbuat lebih banyak untuk membatasi kerusakan yang disebabkan oleh penambangan pasir.

Berbicara tentang Sahara, gurun ini dulunya punya pohon paling terisolasi di dunia.

Namanya L'Arbre du Ténéré.

L'Arbre du Ténéré yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Pohon Terene, adalah pohon paling terisolasi di Bumi.

Pohon Terene berjarak lebih dari 400 kilometer.

Berada di Gurun Sahara, pohon jenis akasia ini pernah menjadi bagian dari hutan yang lebat dan berpenduduk.

Arbre du Ténéré pada tahun 1961. Pohon itu dihancurkan pada tahun 1973 dan telah digantikan oleh sebuah monumen. (Michel Mazeau, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)

Sayang karena perubahan alam dan ulah manusia, pohon-pohon mulai menghilang.

Tersisa hanya satu pohon yang bertahan hingga ratusan tahun.

Dilansir dari laman treehugger.com, orang- orang Tuareg, suku nomaden di wilayah Ténéré, sejak lama menghargai pohon itu.

Halaman
123