Dengan pertimbangan bahwa koleksi Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala”, terutama Alutsista Udara berupa pesawat terbang yang terus berkembang sehingga gedung museum di Kesatrian AKABRI Bagian Udara tidak dapat menampung dan pertimbangan lokasi museum yang sukar dijangkau pengunjung, maka Pimpinan TNI-AU memutuskan untuk memindahkan museum ini lagi.
Pimpinan TNI-AU kemudian menunjuk gedung bekas pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisutjipto yang pada masa pendudukan Jepang digunakan sebagai gudang logisitik sebagai Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala.
Pada tanggal 17 Desember 1982, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani sebuah prasasti.
Hal ini diperkuat dengan surat perintah Kepala Staf TNI-AU No.Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung ini untuk dipersiapkan sebagai gedung permanen Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala.
Dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 29 Juli 1984 Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah direnovasi tersebut sebagai gedung Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala” dengan luas area museum seluruhnya kurang lebih 4,2 Hektare.
Luas bangunan seluruhnya yang digunakan 8.765 M2.
Baca juga: Harga Tiket Masuk dan Jam Buka Dusun Semilir Semarang Mei 2023, Beli Paket Hemat Lebih Murah
Koleksi Museum Digantara Mandala Jogja
Selama kunjungan wisata ke Museum Digantara Mandala Jogja, ada banyak hal menarik yang bisa kamu jelajahi.
Misalnya saja melihat beragam koleksi di sana.
Ada banyak koleksi di Museum Digantara Mandala, berupa pesawat, helikopter, hingga rudal.
Berikut ragam koleksi di Museum Digantara Mandala Jogja:
● Replika pesawat Glider Kampret buatan Indonesia
● Replika pesawat WEL-I RI-X (pesawat pertama hasil produksi Indonesia)
● Pesawat PBY-5A (Catalina)
● Pesawat Ki-43 buatan Jepang