Faktanya, polisi menjelaskan bahwa kabar tersebut tidak benar.
Kapolres Kabupaten Tegal AKBP M Sajarod Zakun mengatakan bahwa kecelakaan bus ini bukan karena anak-anak yang menekan tuas rem.
Adapun informasi ini didapatkan setelah pihak kepolisian meminta keterangan dari sejumlah saksi yang menjadi korban kecelakaan.
Mengutip dari TribunJateng.com, kepastian kecelakaan itu masih diselidiki oleh pihak kepolisian.
"Info tersebut tidak benar, berdasarkan keterangan saksi yang menjadi korban berada di dalam bus," kata Sajarod saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/5/2023).
Baca juga: Kronologi Bus Pariwisata Masuk Jurang di Guci Tegal, 1 Korban Meninggal Dunia
3. Mesin bus dalam keadaan menyala
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara pihak kepolisian, bus meluncur kurang lebih 100 meter.
Saking cepatnya, bus tersebut terperosok ke dalam jurang sedalam 5 meter dari badan jalan.
"Berawal bus terparkir di areal parkir Guci. Sudah diganjal, dan berhenti menggunakan rem tangan tidak bisa bergerak," kata Sajarod dikutip dari Kompas.com (7/5/2023).
"Namun ternyata kendaraan meluncur dari atas ke bawah kurang lebih 100 meter. Sebelumnya sempat menghantam talut badan jalan sebanyak 3 kali. Karena laju cukup kencang sehingga terperesok masuk sungai," kata Sajarod.
4. Sopir bus mengaku sudah mengaktifkan rem tangan
Dalam sebuah kesaksian, sopir Bus, Romyani (55) mengaku bahwa dirinya sudah mengaktifkan rem tangan.
Romyani juga mengatakan bahwa mesin bus dalam keadaan menyala karena akan melanjutkan perjalanan menuju Pekalongan.
Namun, saat Romyani meninggalkan bus ia tak tahu pasti jumlah penumpang yang sudah berada di dalam.
Ia juga turun untuk mandi sebelum kembali ke bus.