Maka diharapkan dengan adanya Masjid Jogokariyan bisa menjadi alat pemersatu umat dan masyarakat bebasis kultur kampung Jogokariyan.
Sehingga proses ishlah masyarakat segera berlangsung melalui masjid pasca terbebasnya masyarakat dimasa-masa Demokrasi Liberal yang berpuncak tragedi 30 September 1965.
Dari nama tersebut, lgo Masjid Jogokariyan juga dibuat dalam tiga bahasa yakni Arab, Indonesia, dan Jawa.
Hal Ini adalah wujud dari semangat Masjid Jogokariyan untuk menjadi Muslim yang salih seutuhnya tanpa kehilangan akar budaya.
Baca juga: Jadwal Peringatan Idul Fitri di Keraton Jogja 2023, Ada Arak-arakan Bregada Prajurit dan Gunungan
Ramadhan di Jogokariyan
Berangkat dari sebuah nama, Masjid Jogokariyan hingga saat ini masih menjadi tempat ibadah yang cukup aktif di Jogja.
Hampir setiap perayaan hari besar Islam, Masjid Jogokariyan terkenal memiliki banyak kegiatan meriah.
Tak terkecuali dengan Ramadhan, Masjid Jogokariyan hampir tak pernah absen mengadakan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan.
Bak tradisi tersendiri, Kampoeng Ramadhan Jogokariyan sudah diadakan sejak berapa tahun yang lalu.
Baca juga: 7 Masjid Terdekat dari Stasiun Tugu Jogja, Bisa Dikunjungi Ketika Mencari Tempat Beribadah
Terhitung lebih dari 18 tahun, Kampoeng Ramadhan Jogokariyan selalu memeriahkan momen Ramadhan di Jogja.
Selama bulan suci, Kampoeng Ramadhan Jogokariyan diisi dengan berbagai kegiatan.
Mulai dari pengajian hingga aktivitas-aktivitas bernuansa religi bisa kamu ikuti di Masjid Jogokariyan.
Namun selain itu, daya tarik utama dari Kampoeng Ramadhan Jogokariyan adalah keramaiannya saat sebelum berbuka puasa.
Ya, setiap Ramadhan tiba kawasan sekitar Masjid Jogokariyan selalu ramai dipadati para penjual kuliner.
Di sepanjang jalan, para pedagang kaki lima berjejer rapih menjual beragam makanan.