Guna terciptanya kelancaran selama masa Lebaran 2023, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI pun melakukan sejumlah langkah persiapan.
Kemenhub telah melakukan sejumlah langkah untuk menyiapkan penyelenggaraan Angkutan Lebaran (Angleb) Tahun 2023 sejak awal tahun ini.
Hal ini dilakukan agar momen mudik Idul Fitri yang akan berlangsung mulai bulan April dapat berjalan dengan selamat, aman, nyaman, dan terkendali.
Sejumlah langkah yang dilakukan sejak awal di antaranya menyiapkan survey potensi pergerakan mobilitas masyarakat selama Angkutan Lebaran 2023 dan melaksanakan inspeksi keselamatan (ramp check) pada sarana transportasi baik darat, laut, udara dan kereta api.
Baca juga: Rekayasa Arus Lalu Lintas Jelang Mudik Lebaran 2023 di Jalan Tol Trans Jawa, Mulai 18 April
Baca juga: Wajib Simpan! Daftar Nomor Penting saat Mudik Lebaran 2023
Di sektor darat, Kemenhub bersama KemenPUPR dan Korlantas Polri telah melakukan pengecekan kondisi jalur pantai selatan dan pantai utara Jawa.
“Pengelolaan arus mudik dan balik lebaran tahun ini sangat menantang yaitu bagaimana mengendalikan lonjakan pergerakan orang yang lebih besar dari tahun lalu, yang prediksinya mencapai 80 juta orang. Lonjakan ini diprediksi akan terjadi karena tahun ini kasus Covid menurun, sudah tidak ada PPKM, dan keadaan ekonomi membaik,” demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Jakarta, Jumat (17/2/2023), dilansir dari siaran pers resmi Kemenhub.
Budi Karya mengatakan, penyelenggaraan Angkutan Lebaran dan Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada tahun 2022 lalu, menjadi modal atau bekal penting untuk meningkatkan kinerja pelayanan Angkutan Lebaran tahun 2023.
“Dengan pengalaman empiris tahun sebelumnya, kami telah mengidentifikasi sejumlah titik krusial yang berpotensi terjadi masalah jika tidak ditangani dengan baik,” ujarnya.
Adapun sejumlah hal penting yang telah diidentifikasi di antaranya yaitu pertama, jalur tol Jakarta ke arah Jawa tengah, dimana tol Cipali menjadi titik krusial di arus mudik maupun balik.
Untuk itu, koordinasi intensif dilakukan dengan Korlantas Polri.
“Kami yang membuat regulasi, tetapi penerapan rekayasa lalu lintas, maupun pengawasan dan penindakan dilakukan oleh Korlantas Polri, baik berupa contraflow, one way, dan rekayasa lainnya," ungkap Budi Karya.
"Selain itu, penambahan rest area di jalur tol dari Jakarta ke arah timur juga perlu dilakukan, karena jumlahnya dinilai kurang,” imbuhnya.
Kedua, yaitu di Pelabuhan Penyeberangan Merak yang pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun lalu sempat terjadi kepadatan.
“Sekarang sudah kami siapkan tambahan pelabuhan penyeberangan untuk mengalihkan kepadatan di Merak dan Bakauheni. Di Merak ada Pelabuhan Ciwandan dan di Sumatera kita siapkan Pelabuhan Panjang. Kita harapkan kepadatan di Merak-Bakauheni bisa terpecah,” kata Budi Karya.
Ketiga, yaitu terkait konektivitas udara yang diprediksi akan terjadi kepadatan di sejumlah bandara yakni Bali, Makassar, Surabaya, dan Medan.
Baca tanpa iklan