Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ramadhan

Fakta Unik Nyadran, Tradisi yang Diadakan Sebulan sebelum Ramadhan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan orang memadati pemakaman Makam Sewu, Wijirejo, Pandak pada Senin (8/6/2015). Mereka mengikuti upacara tradisi nyadran yang digelar menjelang Ramadhan pada Ruwah.

3. Ujub, menyampaikan Ujub atau maksud dari serangkaian upacara adat Nyadran oleh Pemangku Adat.

4. Doa, Pemangku Adat memimpin kegiatan doa bersama yang ditujukan kepada roh leluhur yang sudah meninggal.

5. Kembul Bujono dan Tasyukuran, setelah dilakukan doa bersama kemudian dilanjutkan dengan makan bersama.

Masyarakat menggelar Kembul Bujono atau makan bersama dengan setiap keluarga yang mengikuti kenduri harus membawa makanan sendiri.

Makanan yang dibawa berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, prekedel, tempe dan tahu bacem, dan lain sebagainya.

Setelah masyarakat telah berkumpul dan membawa kendurinya masing-masing, makanan yang dibawa diletakkan didepan untuk didoakan oleh pemuka agama setempat untuk mendapatkan berkah.

Kemudian dilakukan tukar-menukar makanan yang dibawa masyarakat.

Untuk mengakhiri acara kemudian masyarakat melakukan makan berasama dengan saling bersendau gurau untuk saling mengakrabkan diri.

Nyadran yang telah dijaga selama ratusan tahun, mengajarkan untuk mengenang dan mengenal para leluhur, silsilah keluarga, serta memetik ajaran baik dari para pendahulu.

Seperti pepatah Jawa kuno yang mengatakan "Mikul dhuwur mendem jero" yang kurang lebih memiliki makna “ajaran-ajaran yang baik kita junjung tinggi, yang dianggap kurang baik kita tanam-dalam".

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengenal Nyadran, Tradisi Masyarakat Jawa Jelang Bulan Ramadhan