Okupansinya mencapai 107 persen dengan 7 persen di antaranya merupakan penumpang dinamis (penumpang turun naik di stasiun antara).
Detailnya yaitu Kereta Panoramic Argo Parahyangan relasi Gambir-Bandung sebanyak 38 penumpang, Argo Wilis relasi Bandung-Surabaya Gubeng sebanyak 45 penumpang.
Sementara Kereta Panoramic Argo Parahyangan relasi Bandung-Gambir sebanyak 38 penumpang, Argo Wilis relasi Surabaya Gubeng-Bandung 42 penumpang.
“KAI melihat antusiasme masyarakat yang tinggi menikmati Kereta Panoramic karena dapat melihat keindahan jalur selatan kereta api Pulau Jawa yang terkenal dengan pemandangan eksotis, berkelok, dan melintasi jembatan-jembatan serta terowongan," ungkap VP Public Relations KAI Joni Martinus.
"Oleh karena itu, KAI kembali mengoperasikan Kereta Panoramic untuk memberikan pengalaman yang berbeda dalam menikmati layanan kereta api,” imbuhnya.
Joni mengatakan, sebelum dioperasikan kembali pada Februari 2023, KAI telah melakukan evaluasi dan perbaikan fasilitas Kereta Panoramic.
Kini, Kereta Panoramic hanya memiliki 38 kursi dari yang sebelumnya 46 kursi.
KAI menghilangkan kursi di baris 1 dan 12 untuk memberikan keleluasaan bagi pelanggan menikmati pemandangan.
Selain itu, KAI juga menambahkan pantry dengan desain elegan bagi pelanggan yang ingin menikmati snack dan minuman gratis.
Kereta Panoramic merupakan kereta dengan spesifikasi khusus untuk menikmati panorama di sepanjang perjalanan.
Melihat pemandangan alam yang indah melalui jendela yang sangat besar menjadi salah satu nilai tambah bepergian menggunakan Kereta Panoramic.
Penumpang juga tidak perlu ragu untuk naik Kereta Panoramic karena kacanya didesain khusus untuk tahan pecahan dan panas.
Kaca Kereta Panoramic menggunakan tipe duplex tempered.
Jika kaca terkena benda asing tidak akan membahayakan penumpang yang di dalam karena kaca tersebut tidak mudah berlubang.
Jika kaca mengalami tekanan kuat, bentuknya hanya berupa retakan sehingga aman bagi penumpang.