Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Korban Gempa Turki Terus Meningkat, WHO Serukan Bantuan Internasional

Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mencari korban dan penyintas di tengah reruntuhan bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnaya di provinsi Idlib barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak di perbatasan dengan Turki, pada 6 Februari 2022. Sedikitnya 1.293 orang tewas dan 3.411 luka-luka di seluruh penjuru Suriah hari ini mengalami gempa bumi yang berpusat di Turki barat daya, kata pemerintah dan tim penyelamat.

Winda mengungkapkan, saat ini semua mahasiswa di asramanya mengungsi di tempat yang aman.

Meski begitu, ia bersyukur asramanya tak mengalami kerusakan parah karena bangunan asrama itu aslinya merupakan shelter gempa.

Baca juga: Gempa Turki, Masjid Tua Yeni Camii Berusia Ratusan Tahun Roboh

“Tapi kami masih belum bisa masuk ke asrama sampai saat ini, karena ditakutkan adanya gempa susulan yang akan datang,” tuturnya.

Winda juga menegaskan, semua aktivitas dihentikan termasuk perkuliahan, dan memprakirakan hal itu akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.

Kini, Winda mengatakan dirinya mengungsi ke sebuah desa yang jauh dari pusat kota.

"Sekarang kami mengungsi di sebuah desa dan menjauh dari kota karena di kota banyak bangunan tinggi dan retak-retak, jadi kami diungsikan sementara," kata Winda.

Meski berada di desa, tetapi diungkap Winda mereka tak boleh berada di rumah.

Mereka hanya diperbolehkan masuk ke rumah untuk mengambil makanan-makanan dan persediaan yang dibutuhkan selama mengungsi.

"Walaupun kami di desa tapi kami tidak boleh masuk ke rumah, takut ada gempa susulan datang. Kami hanya diperbolehkan masuk ke rumah 10 menit untuk mengambil makanan," lanjut Winda.

Baca juga: 3 WNI Jadi Korban Luka Gempa di Turki, KBRI Beri Sejumlah Imbauan

Sayangnya Winda dan pengungsi lainnya pun tak memiliki tempat untuk beristirahat, yang membuat mereka terpaksa harus berada di dalam mobil.

"Di sini suasannya hujan bahkan di beberapa tempat ada turun salju sehingga kami berada di mobil untuk menghangatkan tubuh," kata Winda.

Duta Besar Indonesia untuk Turkiye, Lalu M. Iqbal mengatakan masih ada seorang ibu dan dua anaknya yang sampai saat ini tidak dapat dihubungi. Menurut Iqbal, seorang ibu dan dua anaknya itu tinggal di Antakya.

KBRI Ankara sudah mencoba menghubungi melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia di sana dan menghubungi otoritas setempat.

Namun belum membuahkan hasil sehingga tim masih mencoba memastikan lagi.

"Sampai saat ini belum berhasil kami hubungi tapi akan terus kami coba," kata Iqbal.

Halaman
1234