Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Melihat Asal-usul Tahun Baru Imlek, Legenda Kuno yang Populer sampai Sekarang

Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi lampion yang dipasang untuk menyambut Imlek.

Perayaan dengan unsur-unsur tersebut masih dipertahankan hingga saat ini.

Dikatakan bahwa seorang lelaki tua yang bijak mengetahui bahwa Nian takut dengan suara keras (merdu) dan warna merah.

Kemudian, orang-orang meletakkan lentera merah dan gulungan merah di jendela dan pintu mereka.

Itu dilakukan untuk menghentikan Nian masuk ke dalam, dan bambu yang berderak.

Kemudian bambu berderak diganti dengan petasan untuk menakut-nakuti Nian.

Monster Nian pun tidak pernah muncul lagi.

Baca juga: Resep Pindang Bandeng, Masakan Enak Buat Disajikan saat Imlek

Awal mula Imlek yang tepat tidak dicatat.

Masih mengutip China Highlight, beberapa orang percaya bahwa Tahun Baru Imlek berasal dari Dinasti Shang (1600–1046 SM), ketika orang mengadakan upacara pengorbanan untuk menghormati dewa dan leluhur di awal atau akhir setiap tahun.

Istilah Nian ('tahun') pertama kali muncul pada Dinasti Zhou (1046–256 SM).

Perayaan Tahun Baru Imlek di China Town, London, Inggris (Lalitphat Phunchuang /Unsplash)

Sudah menjadi kebiasaan untuk mempersembahkan korban kepada leluhur atau dewa, dan menyembah alam untuk memberkati panen pada pergantian tahun.

Tanggal festival, hari pertama bulan pertama dalam kalender lunar Tiongkok, ditetapkan pada Dinasti Han (202 SM – 220 M).

Kegiatan perayaan tertentu menjadi populer, seperti membakar bambu untuk membuat suara retakan yang keras.

Kemakmuran ekonomi dan budaya selama dinasti Tang, Song, dan Qing mempercepat perkembangan Tahun Baru Imlek.

Kebiasaan selama festival menjadi mirip dengan zaman modern.

Menyalakan petasan, mengunjungi sanak saudara dan teman, serta makan pangsit menjadi bagian penting dari perayaan tersebut.

Halaman
1234