"Hanya bahasa saja kurang ngerti karena saya boro-boro bisa bahasa Inggris. Tapi untuk menerjemahkan banyak yang membantu dari TNI 330 karena banyak yang bisa bahasa Inggris," tuturnya.
Endang menyanggah kalau para tentara Amerika tersebut membeli baso tahunya dengan menggunakan uang dolar.
"Kan, ngambil-ngambil uangnya dari ATM sini, ya pakai rupiah aja. Cuma waktu ngasihnya itu Rp 50 ribu dan langsung pergi," ujar pedagang baso tahu yang berasal dari Garut dan kini tinggal di Citama, Nagreg itu.
Maka kata Endang, ia memanggilnya lagi melalui juru bicaranya.
"Bang ini kelebihan kata saya teh, saya biasa ngejual di sini, Rp 10 ribu satu porsi. Ada juga yang bilang itu rezeki emang, tapi saya nggak enak kan, terlalu mahal lah. Makanya saya kembalikan aja kembaliannya," ucap dia.
Jadi kata Endang, hampir semua tentara Amerika tersebut, membayarnya Rp 50 ribu, tapi ia berikan kembaliannya.
"Saya nggak enak, kan biasa ngejual Rp 10 ribu, jadi saya kasih lagi saja kembaliannya," katanya.
Saat diborong tentara Amerika, kata Endang, omzet penjualan baso tahunya hampir sama dengan biasanya, yaitu sekitar Rp 700 sampai Rp 1 juta.
Sebab menurutnya, ia menyiapkan baso tahu yang dijualnya sama dengan hari-hari biasanya sekitar 100 porsi.
Baca juga: Tempat Wisata di Pangalengan Bandung, Simak Daya Tarik dan Harga Tiket Masuk Situ Cileunca
Baca juga: Itinerary Tempat Wisata di Bandung untuk 2 Hari 1 Malam, Seru-seruan saat Akhir Pekan
"Soalnya saya bawa barang, seperti biasa aja. Cuma pulang jadi agak siangan. Pulangnya kadang-kadang jam 4 sore, bahkan Maghrib. Tapi saat itu sekitar jam 1 atau jam dua sudah pulang," ujar dia.
Sebab baso tahu dagangannya, sambung Endang, sudah habis dengan waktu yang singkat.
"Kecuali pas acara perpisahannya, baso tahu saya diborong karena acaranya malam, jadi ya malam pulang," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Ini Cerita Tukang Baso Tahu Viral, Diborong Tentara Amerika hingga Rela Antre & Acungkan Jempol.