Pasutri itu juga memberi tahu Sabah Kinabalu Park serta Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Sabah Malaysia tentang rencana mereka untuk mendaki Gunung Kinabalu bersama bayi mereka.
Oleh pihak terkait, pasutri itu juga dilatih untuk pendakian.
Mereka dilatih membawa putri mereka mendaki berbagai bukit di Kundasang hampir setiap minggu sebelum pendakian.
Melissa mengatakan bahwa selama 2 hari pendakian, putri mereka yang berusia 16 bulan dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.
Mereka berhenti di setiap pos selama pendakian untuk memberi makan balita dan dia hanya menangis selama hari kedua ekspedisi ketika mereka berhenti sejenak saat turun dari puncak gunung.
Pasangan itu juga langsung pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada bayinya ketika pendakian selesai.
Dokter pun menyatakan kondisi bayinya baik-baik saja.
Meski pasangan itu berusaha lebih keras dalam memastikan kesehatan balita mereka, sebagian besar warganet justru mengomentari negatif dengan tindakan mereka.
Banyak yang mengatakan bahwa tindakan mereka tidak bertanggung jawab dan dapat membahayakan nyawa putri mereka.
Seorang warganet mengatakan bahwa pasangan itu memamerkan salah satu penyakit terburuk umat manusia selama era media sosial ini, di mana mereka akan melakukan apa saja selama mereka bisa mendapatkan 'suka dan pujian', meski membahayakan nyawa.
Dalam komentar lain, seorang warganet menyesali bagaimana pasangan itu dapat mengekspos putri mereka ke situasi berbahaya ketika dia masih balita.
Meski berhasil menggapai puncak tertinggi di Malaysia, Melissa juga berbagi bahwa mereka tidak merekomendasikan orang tua membawa bayi untuk ekspedisi pendakian yang sulit, terutama jika mereka tidak sehat secara fisik untuk melakukannya.
Dia menekankan bahwa orang tua harus siap secara fisik dan mental untuk membawa balita mereka untuk pendakian tersebut.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul VIRAL Pasutri Mendaki Gunung Membawa Anaknya yang Berusia 16 Bulan, Turun Langsung Periksa ke Dokter
Baca tanpa iklan