Di sisi lain, Pendopo Agung Ambarrukmo juga pernah berfungsi jadi tempat fasilitas publik lain.
Seperti menjadi markas tentara Belanda, perumahan sementara pegawai kantor pos, tempat Pendidikan Kepolisian Republik Indonesia, hingga kantor Administrasi Bupati Sleman.
Baca juga: Akad Nikah Kaesang Pangarep-Erina Gudono Digelar di Royal Ambarrukmo Jogja, Intip Bocoran Menunya
2. Bernilai Filosofis Tinggi
Sebagai cagar budaya, Pendopo Agung Ambarrukmo tak hanya tinggi nilai sejarah, melainkan juga kaya akan budaya.
Sudah berdiri selama lebih dari 200 tahun, bangunan Pendopo Agung Ambarrukmo sangat kental dengan nilai filosofis yang tinggi.
Hal itu dapat dilihat baik pada setiap bentuk, struktur, hingga ornamen yang menghiasi bangunannya.
Misalnya di Pendopo Agung Ambarrukmo terdapat ornamen Putri Mirong di pilar penyangga pendopo.
Pilar tersebut menandakan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan serta sebagi visualisasi kehadiran sosok Ratu Pantai Selatan, atau yang dikenal sebagai Kanjeng Ratu Kidul.
Kemudian ada juga Hiasan Ceplok Melati atau Wajikan yang terdapat di langit-langit Pendopo.
Hiasan tersebut konon katanya menyimbolkan sifat kejujuran.
Sementara itu untuk ornamentasi pada Pendopo secara umumnya melambangkan kesuburan, keindahan, serta kebaikan.
Menurut Pusat Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, kompleks Kedhaton Ambarrukmo terdiri dari tujuh kawasan.
Di antaranya yaitu Pendopo Agung, Ndalem Ageng, Bale Kambang, Gandhok, Pacaosan, dan Alun-alun.
Setiap bagian dari keseluruhan kompleks memiliki fungsi yang berbeda dan menyampaikan makna filosofis tertentu.
Di dalam setiap bangunannya mengandung doa-doa yang mewakili nilai-nilai agama, kepercayaan, dan norma budaya Jawa.
Baca juga: Jelang Pernikahan Kaesang Pangarep, Intip Potret Pura Mangkunegaran saat Direnovasi