Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Detik-detik Gempa Cianjur, Kesaksian Sekuriti Warung Sate Shinta: Warga Langsung Teriak Histeris

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga berjalan melintasi jalan tanah yang licin di depan bangunan Pesantren Al Mubarok yang amblas dan rumah warga yang terangkat di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022). Akibat gempa bumi di kawasan Cianjur berkekuatan 5.6 magnitudo yang terjadi pada Senin, 21 November 2022, lebih dari 160 bangunan di kampung ini mengalami kerusakan sangat parah. Jalan utama di Kampung Cisarua juga mengalami keretakan, pergeseran, dan amblas.

"Gak tahu mau ngapain, cuma bengong saja ngelihat longsor itu. Jalan kan ketutup yang di kiri, yang kanan juga longsor," tuturnya.

Dini Hamdani (52), warga RT3 RW 2 Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur saat hendak menunjukan rumahnya yang hancur, Selasa (22/11/2022). (Tribunnews.com/ Adi Suhendi)

Setelah insiden tersebut, Hasanudin mengaku dirinya baru mengetahui banyak korban yang tertimbun tanah longsor itu.

Bahkan beberapa di antaranya ada yang belum ditemukan.

"Ada juga yang lagi kerja (pekerja bangunan) dua orang, itu lagi bikin lesehan gitu. Sampai sekarang belum ditemuin," beber Hasanudin.

Baca juga: Gempa Cianjur, Sandiaga Uno Ucapkan Belasungkawa dan Ajak Saling Berbagi & Beri Pertolongan

Baca juga: Bangunan Rumah di Cianjur Letaknya di Samping Batu Raksasa, Sudah Ada Sejak Dahulu

Selain Hasanudin, detik-detik gempa Cianjur juga diceritakan oleh Muhammad Mulyadi (37).

Warga asal Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat ini merupakan salah satu korban gempa yang selamat dari bencana tanah longsor di Cijendil, Cianjur.

Mulyadi yang juga seorang pekerja toko ini mengatakan bahwa kejadian gempa Cianjur terjadi begitu cepat.

"Kejadiannya begitu cepat, saat itu saya habis shalat, lalu sekitar empat detik dari gempa, tanah langsung longsor," ujarnya, Sabtu (26/11/2022), dikutip dari TribunJabar.com.

"Saya juga baru lari tiga langkah, tanah langsung menimpa saya semua," ucapnya.

Mulyadi menceritakan bahwa dirinya sempat tertimbun tanah longsor dalam posisi tengkurap.

Badannya tertimpa bangunan hingga kesulitan untuk bangun.

"Saya sudah pasrah, napas pun sudah habis, bahkan penglihatan sudah kabur," tuturnya.

Mulyadi pun hanya bisa berzikir. Ia mengaku sudah ikhlas bila harus meninggal saat itu.

"Saya hanya bisa berzikir, dan sudah ikhlas kalau hidup saya akan berakhir saat itu," terangnya.

Meski mencoba untuk tetap sadar, Mulyadi akhirnya tidak sadarkan diri dan berakhir terbangun di rumah sakit.

Halaman
123