Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo pun menyampaikan aspirasi agar biaya konservasi yang sebelumnya dijadikan dasar dalam menaikkan tarif masuk ke TN Komodo, dapat menjadi opsi yang bisa dipilih oleh wisatawan.
"Kita dihadapkan pada keputusan kebijakan biaya konservasi tersebut dan kita sudah saring (masukan dari pelaku parekraf) dan intinya harapannya agar disiapkan sistem atau skema opsional, bukan mengacu pada sistem yang mewajibkan tapi memberikan opsi atau voluntary base untuk biaya tambahan konservasi," jelas Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno menyebut bahwa usulan ini akan segera dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait untuk dapat dikaji.
Ia mengaku mendengar langsung dari pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo bahwa mereka belum mendapat bookingan dari wisatawan setelah tanggal 1 Januari 2023.
Baca juga: Pantai Wae Rana dan 4 Pantai Terbaik Sekitar Labuan Bajo Buat Liburan Akhir Pekan
"Ini harus dikaji dan disosialisasikan masih ada waktu dua bulan, tapi kita ingin para pelaku parekraf mantap bahwa paket yang ditawarkan ini adalah paket yang sesuai dengan kekuatan pasar, buying power dari pasar," kata Sandiaga Uno.
"Ada ancaman resesi tahun depan, ada ancaman perlambatan ekonomi, ini harus kita antisipasi jangan sampai mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo. Kita akan finalkan, kita akan diskusikan dengan teman-teman di KLHK maupun di pemda dan pengelola Taman Nasional Komodo," terangnya.
Sementara Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina pada kesempatan yang sama mengatakan, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo sebagian besar merekomendasikan untuk bisa dipertimbangkan kembali (kenaikan tarif TN Komodo) dan kemudian bisa dibuat sistem opsional.
Wisatawan dapat memilih untuk berkontribusi lebih untuk biaya konservasi atau tidak.
"Karena kaitannya melihat hingga tahun depan ini masih banyak calon wisatawan yang ragu untuk memutuskan datang ke Labuan Bajo," ujar Shana Fatina.
"Opsi dari teman-teman asosiasi, komunitas, baik pelaku industri maupun masyarakat langsung, mereka merekomendasikan kalau bisa dibuat opsional sehingga kita bisa bangkit dulu, pulih dari pandemi, kemudian sambil melihat mekanisme dan tidak menutup kemungkinan buat teman-teman yang ingin berkontribusi lebih besar lagi untuk konservasi dengan kegiatan. Tapi tidak bersifat wajib, hanya opsional," jelasnya.
Baca juga: Happy Banana Komodo dan 6 Tempat Makan Malam Enak di NTT, Wajib Coba usai Jelajah Labuan Bajo
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait Labuan Bajo, klik laman ini.