TRIBUNTRAVEL.COM - Pernah mendengar tentang suku Asaro?
Suku Asaro, yang mendiami daratan Papua Nugini, juga dikenal sebagai Asaro Mudmen.
Ada satu hal tentang Suku Asaro yang menarik untuk dibahas, yakni cara mereka menakuti lawan.
Pada zaman modern ini, orang-orang bersiap menggunakan senjata nuklir dan daya tembak untuk berperang.
Baca juga: Suku Surma di Ethiopia Punya Tradisi Unik Minum Darah Sapi, Ternyata Ini Alasannya
Namun bertahun-tahun yang lalu, kecanggihan teknologi dalam bidang persenjataan tersebut tentu belum tersedia.
Alhasil para suku harus menemukan cara kreatif lain untuk mengalahkan lawan mereka.
Nah, bagi suku Asaro, mereka melakukannya dengan menggunakan topeng yang menakutkan.
Melansir Pulse.ng, Jumat (28/10/2022), tidak begitu jelas asal muasal bagaimana suku Asaro menggunakan topeng untuk menakuti lawan.
Sebab, ada dua versi berbeda yang beredar di masyarakat.
Pertama, ada yang mengatakan bahwa tradisi ini dimulai setelah suku Asaro kalah dalam pertempuran dan terpaksa mengungsi ke Sungai Asaro.
Suku yang kalah ini terpaksa menunggu sampai senja dan selama periode ini, mereka semua tertutup lumpur.
Ketika mereka berusaha melarikan diri, musuh melihat mereka bangkit dari tepian sungai dengan wajah tertutup lumpur, dan mengira mereka adalah roh.
Baca juga: Fakta Unik Popcorn, Ternyata Punya Peran Penting Bagi Suku Aztec
Hal tersebut menimbulkan ketakutan dan membuat suku musuh lari kembali ke desa mereka lalu mengadakan upacara khusus untuk mengusir roh-roh tersebut.
Versi lain dari sejarah ini mengatakan bahwa suku Asaro memulai tradisi topeng menakutkan mereka setelah seorang pria menghadiri pernikahan dengan cara yang aneh.
Pria itu dikatakan tidak mampu membeli pakaian pernikahan yang cocok.
Ia kemudian membuat dua lubang di sebuah tas, memakainya di kepala dan melumurinya dengan lumpur.
Pria tersebut juga melumuri kulitnya dengan lumpur saat menghadiri pernikahan.
Dengan cara tersebut, ia dikatakan telah menakuti para tamu dan ini berubah menjadi rencana yang bagus untuk menakut-nakuti musuh.
Suku Asaro disebut telah mengadaptasi cara berpakaian baru ini setiap kali mereka diserang oleh suku musuh.
Selama bertahun-tahun, mereka berimprovisasi dengan menambahkan jari-jari panjang yang dibuat dengan bambu untuk memiliki efek hantu yang menyeluruh.
Sementara suku Asaro mungkin tidak lagi berperang, mereka masih menggunakan topeng menakutkan dan beberapa orang mengatakan mereka menggunakannya untuk menakut-nakuti roh.
Topeng selalu datang dengan desain yang tidak biasa, tetapi semuanya terlihat cukup menakutkan.
Beberapa bahkan dibuat dengan telinga panjang atau sangat pendek, tanduk dan mulut yang berbentuk aneh.
Baca juga: Terungkap Alasan Mengapa Wanita Suku Mursi di Ethiopia Menggunakan Pelat Bibir
Mengenal San, Suku Tertua di Afrika yang Kini Kelangsungan Hidupnya Terancam
Masih ada orang-orang di dunia ini yang belum terkontaminasi kehidupan modern.
Khususnya di pedesaan Afrika, masih banyak orang-orang yang hidup dengan sangat sederhana.
Bahkan, mereka tidak terpengaruh oleh norma-norma sosial-politik masyarakat yang berubah seiring perkembangan zaman.
Sebut saja suku San, atau yang juga dikenal dengan sebutan Bushmen.
Melansir laman Pulse.ng, suku San diketahui sebagai penduduk asli pertama Afrika Selatan.
Mereka sudah hidup di pulau tersebut lebih dari 30.000 tahun yang lalu.
Suku San diyakini sebagai ras paling kuno di dunia.
Dikenal dengan keterampilan berburu yang mumpuni, suku San sangat mahir menggunakan busur dan anak panah untuk melumpuhkan hewan.
Mereka menerapkan gaya hidup nomaden dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari makanan, air dan hewan buruan.
Menariknya, suku San adalah pencipta asli seni lukisan pada batu dan gua, yang biasa ditemukan dekat dengan tempat tinggal sementaranya.
Baca juga: Fakta Unik Mandau, Senjata Tradisional Suku Dayak yang Menyimpan Unsur Magis
Mereka menggunakan pewarna dan pigmen dari tumbuhan, mineral, kulit telur, dan darah hewan untuk menggambar serta melukis.
Biasanya ada bentuk pembagian kerja dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Penduduk laki-laki pergi berburu, sedangkan perempuan mengumpulkan makanan dan pakan ternak sebagai bahan tanaman untuk sumber konsumsi utama.
Sementara penduduk yang masih anak-anak, tidak memiliki tugas apapun selain bermain.
Sebagai hasil dari keterampilan berburu mereka yang unik dan tajam, penduduk suku San menjadi sangat baik dalam hal pelacakan.
Intuisi mereka tajam, tepat, dan akurat.
Saat ini, suku San masih ditemukan di Afrika Selatan, Botswana, Zambia, Lesotho, Zimbabwe, Angola, dan Namibia.
Biasanya ada empat kriteria yang digunakan dalam mengidentifikasi dan membedakan mereka dari keturunan Afrika lainnya.
Mereka biasanya memiliki sejarah mengumpulkan makanan dan berburu, bahasa dapat membantu mengidentifikasi mereka, identifikasi oleh diri sendiri dan fitur karakteristik yang berbeda.
Pada zaman sekarang ini, beberapa penduduk suku San telah bersembunyi karena eksploitasi berlebihan dari pemerintah dan orang asing terhadap budaya dan cara hidup mereka.
Sementara penduduk suku San lain juga sama-sama terlantar karena tingginya permintaan untuk konservasi satwa liar, sehingga kehilangan rumah asli mereka.
Semua faktor tersebut pada akhirnya diduga akan menghancurkan cara hidup mereka yang unik.
Baca juga: Para Ahli Temukan Wadah Obat Berusia 1.000 Tahun Milik Suku Maya, Apa Isinya?
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, klik laman ini.