Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pameran Temporer SUMAKALA Dasawarsa Temaram Yogyakarta Digelar Besok, Ada Wayang Orang Rama Nitik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KHP Nityabudaya menggelar Pameran Temporer SUMAKALA: Dasawarsa Temaram Yogyakarta pada besok, Jumat (28/10/2022), bakal ada Wayang Wong Rama Nitik.

TRIBUNTRAVEL.COM - KHP Nityabudaya menggelar Pameran Temporer SUMAKALA: Dasawarsa Temaram Yogyakarta pada besok, Jumat (28/10/2022).

Pameran ini mengisahkan Pemerintah dua Sultan sekaligus, Sultan Hamengku Buwono III dan Sri Sultan Hamengku Buwono IV.

KHP Nityabudaya menggelar Pameran Temporer SUMAKALA: Dasawarsa Temaram Yogyakarta pada besok, Jumat (28/10/2022), bakal ada Wayang Wong Rama Nitik. (Dok. Visiting Jogja)

Tepat 10 tahun pemerintahan kedua Sultan, Yogyakarta mengalami pasang surut situasi politik.

Dari pantauan TribunTravel di akun Instagram @kratonjogja.event, Kamis (27/10/2022), Pameran Temporer SUMAKALA: Dasawarsa Temaram Yogyakarta akan digelar besok (28/10) pukul 19.00 WIB di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Baca juga: 8 Tempat Wisata di Jogja untuk Healing, Jangan Lupa Mampir ke Tumpeng Menoreh yang Lagi Hits

Dalam acara pembuka Pameran Temporer SUMAKALA: Dasawarsa Temaram Yogyakarta, bakal ada pertunjukan gelaran Wayang Wong dengan lakon Rama Nitik.

Tonton juga:

Pembukaan Pameran Temporer SUMAKALA: Dasawarsa Temaram Yogyakarta akan dilakukan secara terbatas.

Pengunjung diimbau untuk melakukan reservasi terlebih dahulu di link berikut ini.

Untuk pertunjukan Wayang Wong Rama Nitik, pintu dibuka pukul 18.00 dan ditutup pukul 19.10 WIB.

Penonton juga akan mendapatkan souvenir, makanan ringan dan minuman.

Baca juga: 10 Tempat Makan Malam Enak dan Murah di Jogja, Ada Market Angkring Pangukan hingga Nasi Teri Gejayan

Adapun aturan bagi penonton Pameran Temporer SUMAKALA: Dasawarsa Temaram Yogyakarta yakni sebagai berikut:

Aturan bagi Penonton

1. Datang 30 menit lebih awal

2. Mengenakan masker

3. Mengenakan pakaian yang nyaman dan berlengan

4. Diperbolehkan untuk mendokumentasi dari tempat duduk masing-masing

5. Tidak boleh mengenakan sandal jepit

6. Tidak boleh mengenakan rok atau celana pendek

7. Tidak boleh mengenakan topi

8. Tidak boleh mengenakan batik motif awisan

9. Tidak boleh meninggalkan sampah di sembarang tempat

Baca juga: Berburu Makan Siang Enak di Jogja, 6 Kuliner Berkuah yang Wajib Kamu Coba

Baca juga: 8 Tempat Sarapan Enak di Jogja, Nikmati Suasana Rumahan Warung Kopi Klotok

Fakta Royal Ambarrukmo

Kemegahan Royal Ambarrukmo Jogja (Instagram/@royalambarrukmo via TribunWiki)

Nama Royal Ambarrukmo belakangan ini sedang menjadi topik hangat di sosial media tanah air.

Bukan tanpa alasan, hal itu terjadi karena Royal Ambarrukmo diisukan akan menjadi tempat pernikahan putra ketiga Presiden RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep.

Namun sebatas kabar burung, dari yang awalnya direncanakan di Royal Ambarrukmo, pernikahan Kesang Pangarep tampaknya akan berpindah ke Graha Sabha Pramana UGM.

Berbicara soal Royal Ambarrukmo, hotel mewah ini merupakan tempat yang tak sembarangan.

Sebagaimana diketahui, Royal Ambarrukmo sendiri termasuk satu di antara hotel mewah di Jogja.

Lebih dari itu, Royal Ambarrukmo juga juga kaya akan nilai tradisi dan sejarah hingga tersebut telah dinobatkan sebagai cagar budaya.

Fakta-fakta menarik seputar Royal Ambarrukmo pun mulai terkuak.

Penasaran seperti apa fakta di balik Royal Ambarrukmo itu sendiri?

Yuk, simak ulasan TribunTravel yang dilansir langsung dari laman web resmi Royal Ambarrukmo dan TribunJogja, Kamis (20/10/2022).

1. Hotel Mewah Pertama di Jogja

Sebelum menjadi hotel, Royal Ambarrukmo pada mulanya merupakan bangunan pendopo yang dibuat untuk menjamu tamu Raja Hamengku Buwono VI.

Pendopo tersebut diberi nama Kedaton Ambarrukmo yang dibangun pada 1857.

Kedaton Ambarrukmo kemudian direnovasi ulang pada 1895-1897 hingga menjadi kediaman Raja Hamengku Buwono VII hingga turun takhta.

Tahun berganti, Kedaton Ambarrukmo kembali dirombak dan resmi dibuka menjadi hotel pada 1966.

Sejak saat itu Royal Ambarrukmo menjadi hotel mewah pertama di Jogja.

2. Masih Terjaga

Sabagaimana diketahui, Royal Ambarrukmo merupakan cagar budaya yang cukup penting di Jogja.

Bukan tanpa alasan, penobatan cagar budaya tersebut memang dikenal sebagai bangunan bernilai sejarah tinggi.

Namun lebih dari itu, Royal Ambarrukmo sendiri dibangun dengan tradisi Jawa yang yang kental.

Maka tak heran jika keasliannya masih tetap terjaga hingga sekarang dan eksterior Royal Ambarrukmo ini dilarang keras untuk diubah-ubah.

3. Nilai Filosofis

Menurut Pusat Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, kompleks Kedhaton Ambarrukmo terdiri dari tujuh kawasan.

Di antaranya yaitu Pendopo Agung, Ndalem Ageng, Bale Kambang, Gandhok, Pacaosan, dan Alun-alun.

Setiap bagian dari keseluruhan kompleks memiliki fungsi yang berbeda dan menyampaikan makna filosofis tertentu.

Di dalam setiap bangunannya mengandung doa-doa yang mewakili nilai-nilai agama, kepercayaan, dan norma budaya Jawa.

4. Mewah dan Megah

Sebagai hotel bintang 5, Royal Ambarrukmo dikenal dengan bangunannya yang mewah dan megah.

Adapun bangunan yang menjadi ikon Royal Ambarrukomo sendiri adalah Pendopo Agung.

Diketahui, Pendopo Agung merupakan bangunan semi outdoor tanpa dinding yang melambangkan keterbukaan Raja kepada seluruh rakyatnya.

Dibuat dengan lantai lebih tinggi dari halaman untuk mencerminkan penghargaan kepada semua tamu dan keintiman dengan harmoni.

Sejak dibangun pertama kali, Pendopo Agung tidak mengalami perubahan bentuk namun kini sudah lebih lebar dari sebelumnya.

Bentuk dasarnya adalah 'Joglo Sinom' dengan ukuran 32x32,4 meter dan mengarah ke selatan.

Atapnya ditopang oleh total 36 tiang dari tiga jenis, di antaranya 4 Saka Guru (pilar utama), 12 Saka Penanggap (pilar pembantu) dan 20 Saka Penitih (pilar luar dan pendukung).

Semua pilar tersebut tampak cantik dihiasi dengan ukiran seperti 'Wajikan', 'Saton', 'Tlacapan', 'Mirong' dan 'Praba'

Masing-masing pilarnya kemudian diletakkan di atas 'umpak' (dasar batu) yang diukir dengan kaligrafi Arab.

5. Bale Kambang

Di bagian paling utara kompleks Kedhaton Ambarrukmo, terdapat sebuah bangunan kecil berlantai dua bernama 'Bale Kambang'.

Bale Kambang adalah 'tajug' berbentuk segi delapan yang berdiri kokoh di tengah kolam.

Bangunannya sendiri terinspirasi dari istana air yang ada di kawasan Taman Sari.

Sebelumnya, lantai atas digunakan untuk meditasi oleh Raja dan kolam berfungsi untuk bersantai bagi istri, putri, dan anggota keluarga lainnya.

Atapnya berbentuk kerucut segi delapan dengan mahkota di atasnya.

Bangunan ini merupakan perpaduan antara gaya kolonial Belanda dan filosofi arsitektur otentik Jawa.

Hal itu sebagai bentuk penghormatan kepada pemerintah Belanda yang tetap menjunjung tinggi harkat dan martabat masyarakat Jawa.

Baca juga: 6 Tempat Makan Siang Enak di Jogja, Porsinya Mengenyangkan dan Murah Meriah

(TribunTravel.com/ Rtn)

Baca juga selengkapnya seputar tempat wisata di Jogja, di sini.