Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Biola WR Supratman Tersimpan di Museum Sumpah Pemuda Jakarta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diorama WR Supratman dan biola yang bersejarah di gedung Museum Sumpah Pemuda, Jakarta.

Lokasi Museum Sumpah Pemuda berada di Jalan Kramat Raya.

Baca juga: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Super Air Jet Buka Rute Baru dari Batam ke Semarang, Jogja & Lombok

Pada tahun 1968 hingga 1972 mengalami perubahan nama menjadi Gedung Kramat 106.

Gedung Kramat pada 106 pada tanggal 10 Januari 1972 ditetapkan sebagai benda cagar budaya.

Pelaku Kongres Pemuda Kedualah yang menggagas untuk mendirikan Museum Sumpah Pemuda tersebut.

Tahun 1973 hingga 1974 Gedung Kramat 106 dipugar oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Ilustrasi gedung sumpah pemuda dulu bernama Gedung Kramat 106 (instagram/@museumsumpahpemuda)

Semula bernama Gedung Kramat 106 kemudian diganti dengan nama Gedung Sumpah Pemuda.

Gedung Sumpah Pemuda pada tanggal 20 Mei 1974 diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto.

Selanjutnya di tahun 1979-1983, Gedung Sumpah Pemuda di serahkan Pemda DKI Jakarta kepada pemerintah pusat.

Perubahan nama kembali terjadi, semula Gedung Sumpah Pemuda menjadi Museum Sumpah pemuda yang telah dinyatakan secara resmi pada tanggal 7 Februari 1983.

Perkembangan Museum Sumpah Pemuda dari tahun 1999 hingga Sekarang pernah di kelola Departemen Pendidikan Nasional lalu diserahkan kepada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 

Kemudian Museum Sumpah Pemuda dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jendral Kebudayaan pada awal tahun 2012.

Museum Sumpah Pemuda menyimpan benda-benda koleksi perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Koleksi di Museum sumpah pemuda salah satunya untuk mengenang momen Hari Sumpah Pemuda.

Salah satu ikon Museum Sumpah Pemuda ini yaitu Biola WR Supratman.

Baca juga: 5 Fakta Unik Museum Sumpah Pemuda, Dulunya Kost Mahasiswa hingga Sering Digunakan untuk Rapat

Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan foto-foto berbagai kegiatan pemuda maupun diorama panitia kongres.

Halaman
123