Pada tahun 2020, Uni Eropa meluncurkan Food to Fork Strategy, sebuah perusahaan multinasional yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan membuat tanah lebih sehat, yang juga akan membuat pertanian lebih tahan terhadap kekeringan dan banjir.
Strategi Food to Fork berencana untuk mengurangi hilangnya nutrisi tanah hingga 50 persen dengan mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia di seluruh Eropa.
Baca juga: Setelah 2 Tahun, Selandia Baru Akhirnya Terima Kedatangan Kapal Pesiar
Baca juga: Ratusan Pinguin Biru Ditemukan Mati Terdampar di Selandia Baru, Benarkah Akibat Pemanasan Global?
“Petani sudah mengalami dampak perubahan iklim dengan kekeringan dan banjir,” kata Menteri Pertanian Selandia Baru Damien O'Connor. “Memimpin emisi pertanian baik untuk lingkungan dan ekonomi kita.”
Bersamaan dengan ini, Selandia Baru telah berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjadikan negara itu netral karbon pada tahun 2050, dengan rencana tambahan untuk mengurangi emisi metana dari hewan ternak hingga 47 persen pada tahun yang sama.
Jika pajak yang diusulkan berhasil, petani harus mulai membayar pada tahun 2025, meskipun pemerintah belum menyatakan berapa banyak petani yang sebenarnya akan dikenai pajak.
Namun, mereka menyatakan bahwa dana yang terkumpul akan digunakan untuk membayar penelitian dan teknologi baru yang akan mengurangi emisi gas rumah kaca dan membayar petani untuk mendorong mereka mengadopsi praktik ramah iklim.
Ambar/TribunTravel
Baca tanpa iklan