Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pramugara Bagikan Tiga Hal yang Tidak Boleh Kamu Sentuh di Pesawat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi suasana di penerbangan. Seorang pramugara membagikan hal-hal yang tak boleh disentuh di pesawat.

Pramugari Serbia berusia 22 tahun, Vesna Vulovic adalah bagian dari awak kabin sekunder yang naik pesawat di Kopenhagen, di mana penerbangan tersebut singgah sebentar dalam perjalanan ke Beograd.

Vulovic tidak seharusnya berada di penerbangan itu.

Jadwal Vulovic bercampur dengan pramugari lain bernama Vesna, dan dia kemudian ditempatkan di penerbangan yang salah.

Namun demikian, Vulović senang dengan kesalahan itu karena memungkinkannya melakukan perjalanan ke Denmark, negara yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya.

Pukul 16.01, empat puluh enam menit setelah lepas landas dari Bandara Kopenhagen, bom yang ditempatkan di kompartemen bagasi meledak, dan pesawat pecah.

Saat kabin tertekan, penumpang dan awak pesawat lainnya tersedot keluar dari pesawat ke suhu beku dan jatuh ke kematian mereka.

Vulovic secara ajaib terperangkap di dalam satu bagian pesawat yang rusak, melindunginya dari suhu dingin, saat jatuh ke tanah.

Bagian badan pesawat dengan Vulovic yang terperangkap di dalamnya mendarat di salju tebal di daerah berhutan lebat, yang meredam benturan.

Seorang penduduk desa bernama Bruno Honke menemukan Vulovic ketika dia mendengarnya berteriak di tengah reruntuhan.

Honke pernah menjadi tenaga medis selama Perang Dunia II dan mampu menjaga Vulovi tetap hidup sampai tim penyelamat tiba.

Dia menderita tengkorak retak, dua kaki patah, dan tiga tulang belakang patah, di mana satunya remuk total.
Panggulnya retak dan beberapa tulang rusuknya juga patah.

Gambar tidak bertanggal menunjukkan Vesna Vulovic, seorang pramugari Serbia, satu-satunya yang selamat dari JAT Penerbangan 367 yang jatuh di dekat Srbská Kamenice, Cekoslowakia pada 26 Januari 1972, selamat dari kejatuhan tertinggi tanpa parasut. (Handout / AFP)

Luka-lukanya mengakibatkan dia lumpuh sementara di bawah pinggang, dan dia menghabiskan beberapa hari dalam keadaan koma.

Dokter kemudian memberi tahu dia bahwa riwayat tekanan darah rendahnya menyebabkan dia pingsan dengan cepat setelah kabin tertekan dan membuat jantungnya tidak meledak akibat benturan.

Vulovic tidak bisa mengingat apapun.

Hal terakhir yang dia ingat adalah menyapa penumpang saat mereka naik.

Halaman
1234