Senior Designer Indonesia Josephine Kamara menambahkan pengenalan wastra Indonesia ini tidak semata-mata untuk memperlihatkan motif dari suatu kain.
Tetapi juga bagaimana bangsa ini mampu mentransfer pengetahuan mengenai teknik dan keterampilan dalam membuat satu helai kain.
Kemudian, menjadi sebuah industri yang memberikan kesejahteraan bagi masyarakat tanpa harus kehilangan orisinalitasnya.
Baca juga: Bali Jadi Tuan Rumah Perayaan Hari Pariwisata Dunia ke-42, Sandiaga Uno: Ini Suatu Kehormatan
“Karena menurut saya yang paling penting dari sebuah wastra adalah menjaga orisinalitas demi mempertahankan keunikan masing-masing kain. Dan saya sangat bangga bisa terlahir, besar, dan tinggal di Indonesia,” kata Obin, panggilan akrabnya.
GMFW Founder of Russia Dzhannat Mingazova berpesan untuk menjadikan busana sebagai kekuatan dalam diri seseorang karena apa yang dipakai merepresentasikan diri.
Apalagi bagi seorang perempuan berhijab, yang terkadang mendapat berbagai macam kendala pada saat ingin atau melakukan pekerjaan khususnya di industri fesyen.
“Kita memiliki kekuatan yang jauh lebih besar yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Yang terpenting adalah kita harus bekerja karena keterampilan dan profesionalitas yang kita miliki. Bukan karena apa yang kita pakai,” tuturnya.
Dalam acara ini para pendamping delegasi mendapatkan beragam suvenir yang diharapkan bisa memberikan kesan positif terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Diantaranya scraf dari batik Lasem dan Klamby, seperangkat produk skincare dari MsGlow, hingga minuman jamu dari Kiranti.
Baca juga: Perkuat Promosi Pariwisata, Kemenparekraf dan Netflix Siap Berkolaborasi
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel World Tourism Day di sini.