Pada tahun 1960, kereta pesiar Pakubuwono X sempat mengalami pemugaran.
Bahkan hingga tahun 1985, kereta ini masih berada di Semarang untuk pajangan di Stasiun Semarang Tawang.
Barulah pada pada tahun 1990-an, kereta pesiar Pakubuwono X dibawa kembali ke Solo.
Kereta pesiar ini memiliki keunikan tersendiri dengan adanya fitur pendingin udara.
Baca juga: Keliling Kota Solo Layaknya Raja dan Ratu Naik Kereta Kencana, Simak Cara Sewa hingga Tarifnya
Tentunya, teknologi tersebut dinilai sangat canggih pada saat itu.
Menariknya, pengdingin udara tidak menggunakan freon, melainkan es batu.
Kemudian, air dari es batu yang mencari tersebut bisa digunakan untuk mencuci tangan di wastafel.
Untuk desain kereta pesiarnya, Pakubuwono X terjun langsung untuk memberi masukan kepada perusahaan Werkspoor di Belanda.
Kini, gerbong kereta pesiar milik Pakubuwono X ini ditempatkan di sebelah timur Alun-alun Kidul Keraton Surakarta.
Kereta Jenazah Pakubuwono X
Tak hanya kereta pesiar, traveler juga bisa melihat kereta jenazah Pakubuwono X selagi berkunjung ke Alun-alun Kidul Keraton Surakarta.
Kereta jenazah tersebut menjadi salah satu benda heritage bagi sejarah Keraton Surakarta dan juga perkeretaapian Indonesia.
Dahulu, Pakubuwono X memang merancang dan memesan langsung kereta jenazah ke perusahaan kereta api Wekhspoor di Amsterdam, Belanda.
Rancanganya sudah dipersiapkan sejak sekira tahun 1909-1920, namun kereta tersebut baru jadi pada 1914.
Setelah rampung, kereta dibawa ke Hindia Belanda pada 1915 oleh perusahaan NIS yang dulu bertempat di Lawang Sewu, Semarang.
Baca tanpa iklan