Mengetahui hal itu, dia langsung berlari ke bagian belakang pesawat tempat bayi itu bersama orang tuanya.
Di momen itulah pengalamannya selama bertahun-tahun bekerja sebagai perawat akhirnya menyelamatkan nyawa Anjele.
Dia berkata: "Saya tidak tahu apakah bayi itu tersedak [atau] apakah jalan napasnya bersih, dan saya tidak tahu apa yang saya hadapi."
"Saya melihat seorang bayi [dengan] kepala ke belakang, bibir biru dan kulitnya membiru, jelas dalam kesulitan dan tidak bernapas. Dan hatiku baru saja jatuh."
Baca juga: Pilot Wajib Tahu Zona & Tanda Penting di Bandara saat Pesawat Mendarat, Apa Saja?
Baca juga: Maskapai Islandia Perdana Terbangkan Pesawat Bertenaga Listrik, Diproduksi Tahun 2021
Sementara sang ayah menggendong Anjele, Panzino mulai mengusap dada bayi itu.
Dengan sigap Panzino melakukan semacam goyangan dada yang agresif, sehingga mencoba membuatnya menangis atau menarik napas dalam-dalam.
"Perlahan warna bayi mulai terlihat lebih baik [dan] saya sangat senang," ujar Panzino.
"Dalam beberapa menit, bayi itu bebas, warnanya kembali, saya mendengar suara napas, dan saya mendengar detak jantung. Ya ampun, lega sekali."
Sebagaimana yang sering dikatakan oleh banyak orang yang melakukan hal-hal heroik, Panzino mengaku tindakan yang ia lakukan hanya sebagai bentuk kemanusiaan.
"Ini bukan tentang pahlawan, ini adalah komunitas yang berkumpul dan semua orang secara sukarela membantu dengan apa yang dapat dilakukan pengetahuan mereka. Saya senang saya ada di sana," ujar Panzio.
Sebagai informasi, saat itu Panzio sedang berada dalam penerbangan bersama suaminya.
Mereka naik pesawat karena hendak melakukan pelayaran Karibia dengan berangkat dari Cape Canaveral pada akhir pekan.
Setelah kejadian itu berakhir dan heboh di sosial media, juru bicara Spirit Airlines kemudian angkat bicara pada Kamis malam.
"Kami sedang mengumpulkan informasi untuk mempelajari lebih lanjut," ujar juru bicara maskapai Spirit Airlines.
"Kami berterima kasih kepada kru dan tamu kami atas tanggapan cepatnya."