TRIBUNTRAVEL.COM - NASA membatalkan upaya kedua peluncuran roket Artemis 1 ke bulan pada Sabtu (3/9/2022) kemarin.
Roket Artemis 1 dengan fasilitas 30 lantai gagal dikirim ke bulan setelah para insinyur mendeteksi kebocoran bahan bakar.
Kebocoran diduga terjadi di dekat dasar roket dan ditemukan ketika hidrogen cair ultra-dingin sedang dipompa masuk.
Padahal jutaan orang di seluruh dunia dan ratusan ribu orang di pantai terdekat menunggu peluncuran bersejarah Space Launch System (SLS) besar-besaran.
Baca juga: Menakjubkan, NASA Baru Saja Merilis Foto Ruang Angkasa Paling Detail
"Direktur peluncuran membatalkan peluncuran Artemis I hari ini," kata NASA dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Science Alert, Minggu (4/9/2022).
"Beberapa upaya pemecahan masalah untuk mengatasi area kebocoran tidak dapat menyelesaikan masalah," sambungnya.
Meskipun area di sekitar lokasi peluncuran ditutup untuk umum, diperkirakan 400.000 orang telah berkumpul di dekatnya untuk melihat dan mendengar roket Artemis 1 diluncurkan NASA naik ke luar angkasa.
Baca juga: Satelit NASA Temukan Gunung Api Bawah Laut yang Menjadi Rumah Bagi Hiu Memasuki Fase Aktif Letusan
Upaya peluncuran awal pada hari Senin juga dihentikan setelah para insinyur mendeteksi kebocoran bahan bakar dan sebuah sensor menunjukkan bahwa salah satu dari empat mesin utama roket itu terlalu panas.
Sabtu dini hari, direktur peluncuran Charlie Blackwell-Thompson telah memberikan lampu hijau untuk mulai mengisi tangki roket dengan bahan bakar kriogenik.
Sekitar 3 juta liter hidrogen cair dan oksigen ultra-dingin akan dipompa ke pesawat ruang angkasa, tetapi prosesnya segera menemui masalah.
Tidak ada tanggal baru untuk percobaan lain yang segera diumumkan.
Setelah penundaan terbaru, ada peluang pencadangan pada hari Senin atau Selasa.
Baca juga: Cegah Asteroid Tabrak Bumi, NASA akan Lemparkan Pesawat Ruang Angkasa Berkecepatan 23.000 KM/ jam
Di mana jendela peluncuran berikutnya tidak akan sampai 19 September, karena posisi Bulan.
Tujuan dari misi Artemis 1 adalah untuk memverifikasi bahwa kapsul Orion, yang berada di atas roket SLS aman untuk membawa astronot di masa depan.
Manekin yang dilengkapi dengan sensor berdiri untuk astronot dalam misi dan akan merekam tingkat akselerasi, getaran, dan radiasi.