Tragedi terjadi pada salah satu tahap pemindahan, di mana gerbong yang digunakan sama sekali tidak memiliki ventilasi dan tertutup rapat.
Alhasil, sepanjang 16 jam perjalanan para tawanan berjuang untuk bertahan hidup.
Mereka tersiksa karena udara dalam gerbong menjadi pengap dan panas, serta tanpa diberikan makanan atau minuman.
Setibanya di Surabaya, dilaporkan sebanyak 46 orang meninggal karena dehidrasi dan kelaparan.
Sisanya ditemukan selamat dengan kondisi sakit dan pingsan.
Kini, gerbong maut diabadikan dalam sebuah monumen.
Monumen-monumen gerbong maut tersebut diharapkan bisa selalu lestari dan tidak hanya berakhir sebagai monumen saja.
Namun, monumen juga diharapkan menjadi pengingat generasi muda tentang perjuangan para pahlawan yang mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Yuk Kenalan dengan KA Kertajaya, Kereta Api Penumpang dengan Rangkaian Terpanjang di Indonesia
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel kereta api di sini.
Baca tanpa iklan