Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Prancis Akan Batasi Penggunaan Jet Pribadi, Orang Kaya Diharap Naik Kereta & Pesawat Komersial

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi jet pribadi. Prancis akan membatasi penggunaan jet pribadi karena dianggap memperburuk kondisi iklim Bumi.

Di bawah undang-undang iklim yang disetujui pada April lalu, Prancis melarang penerbangan domestik ke kota-kota yang hanya berjarak 2,5 jam perjalanan dengan kereta api.

Beaune kini sedang mempertimbangkan untuk melarang penerbangan dengan jet pribadi ke tujuan yang dilayani dengan baik dengan kereta api atau pesawat komersial.

Pemimpin partai hijau Eropa Ecology Les Verts (EELV), Julien Bayou, menyuarakan dukungannya untuk tindakan ini, mencela para miliarder yang 'melompat' dari Paris ke London atau Jenewa.

Baca juga: Taylor Swift Membantah setelah Dituding Seleb dengan Penggunaan Jet Pribadi Tertinggi

Tapi ia ingin melangkah lebih jauh, karena EELV sedang mengajukan tagihan bulan depan untuk menghentikan semua perjalanan jet pribadi.

"Membuat transisi ekologi mengharuskan setiap orang melakukan bagian mereka, dan jika super kaya, pencemar super, mendapat manfaat dari pengecualian super, kami tidak akan bisa keluar darinya," kata Julien Bayou kepada BFM TV.

Menara Eiffel, Paris, Prancis. Prancis akan membatasi penggunaan jet pribadi karena dianggap memperburuk kondisi iklim Bumi. (Unsplash/Il Vagabiondo)

Untuk alasan yang baik, Prancis ingin mengekang usia perjalanan udara yang menghabiskan banyak bensin.

Menurut data penerbangan terbaru, Prancis memiliki jumlah jet pribadi tertinggi di Eropa, dengan frequent fliers ke Paris dan French Riviera.

Baca juga: Di Tengah Tren Jet Pribadi, Tom Holland Pilih Pesawat Komersial saat Terbang ke Budapest

Baca juga: Nagita Slavina Ungkap Alasan Beli Jet Pribadi, Ternyata Bukan Buat Liburan Keluarga

Sepersepuluh dari semua penerbangan keberangkatan pada tahun 2019 menggunakan jet pribadi, menurut penelitian T&E, dengan setengahnya menempuh jarak kurang dari 300 mil.

Tetapi pemerintah juga percaya bahwa tindakan di seluruh Uni Eropa adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.

Permasalahan ini nantinya akan dibahas pada pertemuan menteri transportasi Eropa pada Oktober mendatang.

(TribunTravel.com/SA)